Kemudian menyediakan saran panen dan pasca panen yang modern seperti pengering gabah (Vertical Dryer) dan membangun RMU yang modern untuk menghasilkan beras berkualitas tinggi.
“Kita juga sudah menerima PPL, satu desa satu PPL pada tahun 2020, mereka Petugas Penyuluh Lapangan untuk melakukan pendampingan petani secara intens, tidak hanya itu, melalui BUMD Sei Sembilang kita juga sudah melounching brand beras Sedulang Setudung berasnya petani-petani dijalur, ini juga langka kita untuk meningkatkan kesejahteraan para petani,” tandasnya.
Beras Sedulang Setudung
Dengan diluncurkan beras ini, maka Kabupaten Banyuasin sebagai daerah penghasil beras nomor 4 nasional yang ditetapkan Kementerian Pertanian RI sudah resmi memiliki brand merek beras sendiri. Artinya Banyuasin tidak hanya sebatas menanam dan panen saja seperti selama ini namun sudah memiliki brand merek beras sendiri.
“Kita sebagai masyarakat Banyuasin harus bangga, mulai hari ini kita punya brand merek beras sendiri, beras hasil panen dari sawah-sawah petani di seluruh penjuru Kabupaten Banyuasin,” kata Bupati Inovatif ini.
“Kalau dulu, hasil panen berupa gabah langsung dijual oleh petani kita ke pengusaha dari Lampung dan propinsi lain dengan harga lumayan murah. Maka melalui BUMD Sei Sembilang pemerintah Banyuasin hadir untuk membantu petani agar hasil panennnya lebih bernilai dengan berinovasi membuat brand merek beras, artinya yang dijual bukan gabah lagi tetapi sudah bentuk beras dalam kemasan,” katanya.
Dengan diluncurnya beras ini tegas Bupati Askolani, harus didukung oleh semua masyarakat Banyuasin dengan penuh kebanggaan. Caranya dengan membeli produk beras Banyuasin sendiri yang kualitasnya sangat baik dan sehat karena dikelolah secara alami. (adv)
