“Dengan adanya akses jembatan ini, tentunya wisatawan lokal, nasional dan internasional lebih mudah dan santai menikmati keindahan floura dan fauna di dalam kawasan hutan manggrove ini,” ujarnya.
Selain itu, bantuan PT Timah ini juga penataan objek wisata manggrove ini lebih tertata rapi dan tidak lagi terkesan kumuh yang akan mengganggu kenyamanan pengunjung berkeliling dan memasuki hutan wisata yang dikembangkan seluas enam hektare ini.
“Alhamdulillah, kunjungan wisatawan di tengah pendemi COVID-19 ini masih normal yang berdampak terhadap peningkatan ekonomi warga desa ini,” katanya.
Menurut dia, pengembangan hutan ini memiliki konsep rehabilitasi mangrove yang dekat dengan lingkungan warga dan untuk edukasi dan ekowisata, pihaknya menawarkan program konservasi mangrove seluas 600 hektare. Setelah melalui proses verifikasi, Kementerian Kehutanan memberikan izin rehabilitasi mangrove dengan luas 213 hektare. HALAMAN SELANJUTNYA>>
