Dari Hobi Eddy Yusuf Menjadi Peternak Burung Perkutut Berkualitas

(Foto-sn/Ferdinand Deffryansyah)
(Foto-sn/Ferdinand Deffryansyah)

Palembang, SN
Indahnya kicauan Burung Perkutut terdengar merdu ketika Suara Negeriku berkunjung di kediaman Eddy Yusuf mantan Wakil Gubernur Sumsel, yang berada di Jalan Talang Kelapa Lama Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang.

Nuansa alam sangat terasa saat kaki menginjak kediaman Eddy yang juga mantan Bupati OKU ini. Bukan hanya perkutut, kokokan Ayam Pelung jantan asal Cianjur terdengar mengalun merdu silih berganti.

Menurut Eddy, sejak tahun 1989 silam ia mulai gemar memelihara burung, hobi tersebut merupakan warisan dari almarhum ayahnya yang turun kepadanya.

“Ya, ayah saya memang hobi bermain Burung Perkutut, dari saudara-saudara saya ternyata hobi ayah ini hanya saya yang meneruskannya. Bahkan dari koleksi Burung Perkutut yang saya miliki sejak tahun 2005 lalu hingga kini terus meraih Juara Nasional,” katanya.

Berbekal dari hobi dan ketekunan, kemudian Eddy bersama tiga pegawainya mengembangkan hobinya menjadi usaha peternakan Burung Perkutut. Hasilnya, kini banyak Burung Perkutut yang dirawatnya berkualitas sehingga meraih juara berbagai perlombaan tingkat daerah dan nasional.

“Kalau meraih juara maka harga jualnya menjadi tinggi, dimana untuk perekornya bisa menembus Rp 400 juta. Sedangkan untuk burung yang belum juara lomba dan berkualitas baik kita menjualnya seharga Rp 50 jutaan perekornya. Untuk para pembelinya bukan hanya dari Indonesia melainkan sampai ke Negara Tahiland,” ungkapnya.

Diungkapkan Eddy, untuk menjadikan Burung Perkutut agar memiliki pontensi suara yang merdu tentunya membutuhkan perawatan yang maksimal dan harus melewati tahap-tahap diantaranya; saat burung berumur 2 hari atau 3 hari setelah menetas, anak burung dipisahkan dari ibunya. Lalu, anak burung tersebut diletakan ke dalam sarang Burung Puter (Perkutut Pantai).

“Namanya ini adopsi, anak Burung Pekutut diasuh oleh Burung Puter. Selama digabungkan anak Burung Perkutut akan dirawat dan disuapi oleh Burung Puter tersebut. Setalah anak burung berusia dua bulan, barulah diangkat, lalu diletakan ke dalam sarangnya. Ketika disarang inilah perlu dilakukan latihan suara agar kicauan burung menjadi merdu dan indah. Dan memang dalam melakukan kembang biak Burung Perkutut, tidak semua burung yang dirawat sejak menetas memiliki potensi yang baik. Dari itulah butuh keseriusan dan keuletan saat merawatnya,” paparnya.

Dilanjutkan Eddy, selain menernak Burung Perkutut, di kediaman tersebut juga menyediakan sarang burung berkualitas nasional produksi asal Surabaya.

“Kalau untuk sangkar burung perkutut ini harganya mencapai Rp 10 juta. Tapi selain itu kita juga menyediakan sarang burung yang harganya sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta,” jelasnya.

Masih diungkapkan Eddy, di kediamannya tersebut juga kerap dijadikan tempat perlombaan mulai dari tingkat daerah hingga perlombaan tingkat nasional.

“Karena disini merupakan tempat kembang biak dan kerap menjadi lokasi perlombaan maka lokasi ini saya beri nama ‘Radja Bird Farm Palembang’. Disini setiap satu minggu dan satu bulan sekali sering dijadikan tempat latihan bersama Persatuan Pelestari Perkutut se Indonesia (P3SI). Bahkan jika ada pelombaan, para peserta yang datang kesini bukan hanya dari Sumsel saja tapi dari penggemar Burung Perkutut se- Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga :   Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Ridho Yahya Distribusikan Bantuan Sarana Perdagangan

Setelah sukses melakukan peternakan Burung Perkutut yang berkualitas, saat ini Eddy tengah mencoba mengembangkan peternakan Ayam Pelung asal Cianjur.

“Kalau di Sumsel ini peternak Ayam Pelung Cianjur masih dikatakan jarang. Dari itu ini merupakan usaha peternakan yang menjanjikan, karena itu saya yakin pangsa pasar di Sumsel nantinya akan meningkat,” ujarnya.

Adapun kelebihan yang dimiliki oleh ayam pelung ini, lanjut Eddy, selain suara kokokannya yang merdu dan indah, diusia 8 bulan bobot beratnya dapat mencapai 6 Kg hingga 7 Kg.

“Ayamnya berukuran besar, kokokannya panjang dan indah. Jika diternakan telornya juga banyak. Kalau untuk harga jualnya tergantung dari keindahan kokokannya. Dimana untuk harga ayam yang berusia 8 bulan saja bisa mencapai Rp 2 juta perekornya, sedangkan untuk ayam yang telah memenangkan perlomban harganya naik menjadi puluhan juta. Kalau ayam pelung disini, berkualitas baik bahakan dalam lomba yang belum lama ini dilakukan di Kota Palembang, ayam milik kita menjadi juara dan hingga kini belum ada lawannya,” tutupnya. (dedy suhendra/adv)





Publisher : Apriandi

Lihat Juga

Royal Resort Residences Perumahan Berkualitas dengan Fasilitas Lengkap

Palembang, KoranSN Bisnis properti di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) diprediksi bakal semakin menggeliat, hal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!