
Kayuagung, KoranSN
Sekitar 34 persen bayi yang lahir di Kabupaten Ogan Komering Ilir(OKI) hingga saat ini masih mengalami masalah gizi buruk/kurang gizikronis atau prevalensi stanting. Hasil riset kesehatan daerah, angka stanting di OKI tahun 2013 mencapai 47 persen menurun menjadi 34persen di tahun 2014.Sebelumnya, di Kabupaten OKI angka masyarakat yang mengalami kurang gizi kronis ini berada di atas rata-rata nasional, namun dengan berbagai program penanggulangan yang telah dilakukan oleh pemerintah setempat secara perlahan angka kurang gizi ini mengalami penurunan.
Kepala Dinas Kesehatan OKI HM Lubis SKM MKes mengatakan, untuk menurunkan angka stanting tersebut pihaknya melakukan langkah-langkah diantaranya dengan cara mengedukasi masyarakat melalui posyandu.
Mengajarkan masyarakat dengan pola hidup sehat dan bersih serta memberi pola asupan makanan yang cukup.
Lubis menerangkan, stanting adalah masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stanting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa, serta kemampuan kognitif para penderita juga berkurang.
Menurutnya, untuk mencegah masalah kurang gizi kronis tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan empat hal pokok yakni pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sampai usia enam bulan, memantau pertumbuhan balita, serta meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi.
“Empat hal pokok tersebut akan lebih digalakkan di kabupaten ini sehingga ke depan masalah stanting dapat diatasi dengan baik dan sumber daya manusia di Ogan Komering Ilir memiliki daya saing yang tinggi,”kata dia.Bupati OKI Iskandar SE sebelumnya pernah menyampaikan, permasalahan stanting ini menjadi tanggungjawab bersama dan pencegahan stanting harus
dilakukan di semua sektor.(iso)


