

Baturaja, KoranSN
Salah satu tersangka ‘mahkota’ peristiwa terbunuhnya Yoppy Novrianto (35), Branch Operational (BM) Manager Bank Mandiri Baturaja yakni ‘SP’ (16) warga Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu, akhirnya mengakhiri petualangannya dengan menyerahkan diri ke Mapolres OKU, Sabtu (27/2/2016).
Kedatangan ‘SP’ diantar oleh kerabat ayahnya Abdul Wahab (55), warga Jalan Hasan Basri Sukaraya Baturaja Timur, sekitar pukul 18.15 WIB.
‘SP’ merupakan tersangka paling diburu oleh pihak kepolisian, sebab ‘SP’ diduga kuat menjadi otak sekaligus kunci dari peristiwa terbunuhnya Yoppy yang diketemukan dikubur dalam bekas galian sedalam 1/2 meter di Desa Lubay Persada Kabupaten Muara Enim, Selasa minggu lalu.
Dengan penyerahan diri ‘SP’ ini, Polres OKU sudah berhasil mengamankan seluruh tersangka yang berjumlah empat pelajar yakni; ‘SP’ (16), ‘MA’ (15), ‘RS’ (15) dan ‘AK’ (16).
Setiba di Mapolres OKU tersangka ‘SP’ langsung diperiksa intensif oleh penyidik namun sayangnya hingga menjelang minggu dini hari, awak media belum bisa melakukan wawancara dengan tersangka, karena penyidik masih terus melakukan penggalian informasi.
Pada pemeriksaan dalam ruang tertutup itu, ‘SP’ sepertinya kurang jujur saaat ditanya awal perekenalanya dengan Yoppy hingga terjadi rencana pembunuhan bersama-sama ini, buktinya selama penyidikan berlangsung petugas terlihat kesal kepada ‘SP’ yang membuat pengakuan berbelit, hingga berbeda dengan ketarangan tiga rekannya yang sudah lebih dulu ditahan.
Menurut cerita Abdul Wahab, kerabat ayah tersangka ‘SP’, jika ‘SP’ sudah melakukan pelarian hingga 4 hari dari kejadian pembunuhan korban. ‘SP’ diserahkannya ke polisi setelah ‘SP’ dijemput oleh ayahnya Kusno (55), di wilayah Peringsewu Lampung usai tersangka melanglang buana tanpa arah tujuan hingga ke Serang Banten.
“Ya, ayahnya sendiri yang menjemput ‘SP’ di Lampung. Dia sendiri (SP) sempat komunikasi dengan orang tuanya melalui handphone, hingga disarankan untuk menyerahkan diri saja ketimbang dikejar polisi setiap hari, akhirnya SP bersedia dan minta dijemput oleh Bapaknya. Setelah itu saya diminta oleh orang tua ‘SP’ untuk menjemput ‘SP’ di sebuah rumah makan dekat Simpang Batumarta yang selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian,” tutur Abdul Wahab.
Dikatakan Abdul Wahab, sesuai cerita singkat ‘SP’ setelah peristiwa pembunuhan itu ‘SP’ sempat kabur tanpa arah didasari rasa takut akan kejaran polisi, serta rasa bersalah yang membuatnya panik.
“Katanya dia juga sempat ke Serang, tapi intinya minta dijemput di daerah Lampung, Peringsewu. ‘SP’ bersedia menyerahkan diri karena sadar jika perbuatanya melanggar hukum bahkan setiap waktu dihantui rasa bersalah, dia kami sarankan harus bertanggungjawab. Apalagi umurnya masih muda hingga masih ada harapan untuk memperbaiki diri, rupanya saran ini bisa diterima,” ungkapnya.
Kondisi terakhir ‘SP’ saat dijemput oleh Abdul Wahab, terlihat rileks. “Dia (SP) santai saja. Saya suruh makan, katanya sudah makan di Bukit Kemuning, lalu saya suruh mandi dulu supaya lebih tenang sampai di kantor Polisi,” ceritanya.
Menurut Abdul Wahab, awalnya ia mengaku kaget bahkan tidak percaya jika ‘SP’ keponakannya terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap seorang menejer Bank Mandiri di daerah ini.
Apalagi menurut dia, ‘SP’ yang tercatat sebagai siswa kelas XI salah satu SMA swasta di Baturaja ini kesehariannya biasa saja, dan tidak ada tipikal pembunuh.
Bahkan Abdul Wahab mengaku mengetahui keterlibatan ‘SP’ dalam kasus pembunuhan ini setelah membaca berita lewat internet.
Ketika diserahkan olehnya, lanjut Wahab, ‘SP’ tidak lagi pulang ke rumahnya, karena khawatir ibunya akan shock melihat wajah ‘SP’, hingga tersangka langsung saja diantarnya ke SPKT Polres OKU.
Kapolres OKU AKBP Dover SIK MH melalui Subag Humas Polres OKU, Ipda Yudhi A SE membenarkan ‘SP’ sudah menyerahkan diri.
“SP diserahkan oleh pihak keluarga. Sekarang masih dalam pemeriksaan penyidik,” kata Yudi.
Diketahui terungkapnya kasus pembunuhan korban setelah Dr Ninin isteri korban melapor ke Polres OKU karena suaminya Yoppy Novrianto telah hilang, sejak Minggu (21/2).
Menindaklanjuti laporan korban polisipun melakukan penyelidikan, awalnya polisi mendapati Mobil Toyota Rush hitam milik korban yang dibuang para tersangka di kawasan pekebunan Desa Tanjung Baru OKU.
Kemudian polisi melakukan pengembangan hingga tersangka ‘MA’ dan ‘RS’ berhasil ditangkap polisi, Rabu dini hari (24/2) pukul 03.00 WIB di rumahnya masing-masing.
Hasil dari interograsi dan pemeriksaan tersangka ‘MA’ dan ‘RS’ inilah akhirnya diketahui jika korban telah dibunuh lalu dikuburkan para tersangka di kawasan di Desa Lubay Persada Kabupaten Muara Enim.
Usai tertangkapnya MA’ dan ‘RS’, taklama kemudian tersangka ‘AK’ diserahkan pihak keluarganya ke aparat kepolisian, terakhir tersangka ‘SP’ diserahkan pihak keluarganya ke pihak kepolisian.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova telah mengungkapkan jika saat ini aparat kepolisian dari Polres OKU masih terus melakukan pengembangan untuk mengetahui motif pembunuhan korban.
“Kalau untuk dugaan sementara motif tersangka membunuh korban yakni; adanya dugaan ketidak senangan tersangka dengan korban. Tapi untuk kepastiannya masih kita dalami dengan penyelidikan dan penyidikan,” tegas Djarod. (had/ded)


