

Muara Enim, SN
Tiga Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di Muara Enim resmi dideklarasikan, Kamis (10/12). Dengan dideklarasikannya SPR ini diharapkan dapat lebih meningkatkan pengembangan populasi peternakan sapi di Kabupaten Muara Enim. Pola pembelajaran budidaya pengembangan populasi peternakan sapi melalui Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) melibatkan lembaga pendidikan tinggi IPB Bogor.
Demikian dikatakan Staf Ahli Ekonomi Pembangunan Setda Pemkab Muara Enim, , Jhoni Herwanto yang membuka kegiatan deklarasi 3 SPR, meliputi, SPR Muara Tigo Manunggal Kecamatan Muara Enim, SPR Panca Muara Lengi Kecamatan Gunung Megang dan Kecamatan Benakat, dan SPR Extrans Serasan Berkarya Kecamatan Rambang Dangku.
Pemkab Muara Enim memiliki komitmen, pada pengembangan peternakan sehingga telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan peternakan setiap tahunnya.
“Anggaran tahun 2016 ini saja alokasi anggaran untuk pembangunan peternakan di Bumi Serasan Sekundang melalui APBD Pemkab Muara Enim sebesar 15 persen,” jelasnya.
Karena dengan pembangunan peternakan lanjutnya, Kabupaten Muara Enim akan mendapatkan populasi ternak, kebutuhan pangan berprotein dari telur tercukupi, sehingga mampu menciptakan SDM yang berkualitas.
“Dan melalui SPR ini diharapkan kebutuhan sapi di Kabupaten Muara Enim tercukupi sehingga tidak lagi sapi dipasok dari luar Muara Enim,” harapnya.
Kepala Disnakan Muara Enim, Teguh Sumitro melanjutkan, deklarasi SPR saat ini sebanyak 3 SPR yaitu SPR Muara Tigo Manunggal Kecamatan Muara Enim, SPR Panca Muara Lengi Kecamatan Gunung Megang dan Kecamatan Benakat, dan SPR Extrans Serasan Berkarya Kecamatan Rambang Dangku dengan jumlah peternak dari 3 SPR ini totalnya 120 orang.
“SPR sebagai sarana untuk mengubah pola pikir peternak sapi untuk beternak sapi dengan baik dan benar, sehingga beternak dapat mengembangkan populasinya,”ungkap Teguh.
Ditambahkan, Sekretaris Disnakan Sumsel, Antoni Alam, menurutnya SPR lebih sekedar pola penyempurnaan pengembangan peternakan. Dimana teknis administrasi dan manejemen terpadu peternakana dilakukan berkelanjutan.
“SPR bukan hal baru di Sumsel, sejak 2013 lalu melalui sentra peternakan sudah didirikan di Betung Banyuasin dan Mesuji Raya OKI. SPR sebagai titik awal untuk memacu peternakan di Sumsel,” harapnya. (yud)


