
Keinginan semua pihak agar tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan dan hutan yang menghasilkan banyak asap khususnya di Kabupaten OKI dan Ogan Ilir (OI) masih sebatas mimpi. Karena realitanya, hasil dari 4 satelit semuanya memonitor adanya titik api atau hotspot.
Jumlah titik api yang terpantau tanggal 1 Juni-8 Juli lalu oleh satelit-satelit tersebut mencapai 113 hotspot, 73 titik api di OKI dan 40 hotspot di Ogan Ilir.
Rinciannya untuk di Kabupaten OKI, satelit NOAA (11), TERRA (51), AQUA (9) dan TA CON LEVEL 80 (2). Sedangkan di Ogan Ilir, NOAA (22), TERRA (8), AQUA (4) dan TA CON LEVEL 80 (6).
Menyikapi kenyataan tersebut, semua pihak khususnya jajaran Kodim 0402 OKI/OI, Pemkab OKI dan Ogan Ilir serta perusahaan perkebunan merapatkan barisan untuk mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan sebagai dampak musim kemarau serta optimalisasi program CSR.
Dandim 0402 OKI/OI Letkol Inf M Arif Suryandaru saat silahturahmi dalam rangka mengantisipasi dampak musim kemarau dan optimalisasi program CSR di Makodim, Kamis (9/7) mengatakan, sepekan lalu dirinya melakukan patroli via udara dan memang melihat ada hotspot di OKI dan Ogan Ilir.
“Pantauan saya dari udara hasilnya sama dengan sejumlah satelit, banyak ada titik api di kedua kabupaten ini. Harapan kita tahun ini zero hotspot, ini ibarat mimpi di siang hari. Lalu harapan kita tidak ada lagi lahan dan hutan yang terbakar, ini juga hanya mimpi,” ujar Dandim 0402 OKI/OI.
Lebih jauh diungkapkannya, kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten OKI dan Ogan Ilir yang menghasilkan banyak isap sudah seperi tradisi tahunan. Umumnya untuk bencana kebakaran di provinsi Sumsel, Pangdam II/SWJ, Kapolda Sumsel dan Gubernur Sumsel sudah mengeluarkan instruksi masing-masing.
“Gubernur Sumsel sudah memberikan atensi khusus kepada 4 kabupaten di OKI yang paling banyak terjadi kebakaran lahan dan hutan. Yakni OKI, Ogan Ilir, Musibanyuasin dan Banyuasin. Asap di 4 daerah ini berdampak lokal, nasional bahkan internasional. Semua pihak punya peran untuk mencegah munculnya asap,” pinta pria yang akan mutasi ke Kodam II/SWJ ini.
Bahkan Dandim mengingatkan, tahun 2014 lalu kebakaran lahan dan hutan di OKI memprihatinkan. Laporan dari Babinsa di seluruh desa disimpulkan, Kabupaten OKI memiliki lahan gambut seluas lebih kurang 769 000 hektar dan 358 277 hektar diantaranya terbakar.
Sedangkan Bupati OKI Iskandar SE juga mengakui jika di wilayah yang dipimpinnya tersebut memang rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan. Dampaknya, ia sebagai Bupati OKI sering dipanggil gubernur terkait musibah kebakaran lahan dan hutan itu.
“Tahun ini mari kita bersatu padu merapatkan barisan melakukan pencegahan dini. Semua stakeholder harus melakukan perannya masing-masing dan bekerja maksimal agar musibah ini bisa kita tekan, minimal tidak separah tahun lalu,” ungkapnya. (iso)


