

Palembang, SN
PT Palembang Trading and Logistic (Patralog) yang berstatus Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemkot Palembang kini menjalin kerjasama dengan PTBA guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palembang terutama untuk angkutan sungai yang menyangkut batu bara.
Dalam audensi tertutup yang dilaksanakan di ruang rapat lantai II Pemkot Palembang, Rabu (30/12), PT Patralog akan mengoptimalkan pengelolaan pelabuhan di 35 Ilir dan menetapkan tarif tambat Rp 3 juta pertongkang yang bersandar di pelabuhan tersebut dengan waktu maksimal 6 jam.
Hal ini disampaikan Staf ahli Ekonomi, Pembangunan dan Investasi Kota Palembang, Sudirman Teguh.
Ia mengatakan, sungai merupakan kewenangan dari pemerintah daerah, namun selama ini Pemkot Palembang tidak mendapatkan apa-apa melalui sungai.
“Angkutan sungai yang mengangkut batu bara di Palembang melalui sungai itu terbilang cukup besar kurang lebih 10 juta ton pertahun, namun Pemkot belum mendapatkan apa-apa dari aktifitas tersebut,” katanya.
Tambahnya, oleh karena itu dengan adanya kerjasama antara Patralog dengan PTBA melalui PT Penajam ini diharapkan kedepan angkutan sungai juga bisa menjadi salah satu sumber PDA untuk Pemkot Palembang.
“Pada 6 Januari nanti kita akan menandatangani kerjasama tersebut di Jakarta ,” ujarnya.
Sudirman juga menjelaskan, untuk jumlah angkutan sungai baru sebatas 10 juta per ton untuk PTBA, sisanya masih dengan PT. Pelindo.
PT Patralog sendiri kedepannya juga akan dikembangkan di bidang perhotelan, jasa-jasa logistik, barang dan jasa menjadi suatu perusahaan yang besar untuk BUMD.
“Kedepannya akan di upayakan memperbesar dan mengajak perusahaan-perusahaan lain di luar PTBA agar dapat bekerjasama dengan PT. Panajam ini, sesuai dengan komitmen walikota demi meningkatkan PAD,” katanya.
Disamping itu, Sudirman mengungkapkan, Walikota Palembang juga telah menyiapkan pembentukan Tim Optimalisasi PAD, bukan sekedar untuk angkutan sungai namun juga berkaitan dengan apapun peluang untuk PAD yang baru.
“Tim tersebut nantinya bukan hanya untuk mengoptimalkan PAD yang belum maksimal namun juga berkaitan dengan peluang apapun yang dapat dijadikan PAD bukan hanya tentang angkutan di sungai saja,” tutupnya. (rik)


