
PALI, SN
Pelaksanaan Porprov X yang digelar di Kota Lubuk Linggau mendapat sorotan tajam masyarakat. Pelaksanaan pesta olahraga yang digadang mampu memberikan manfaat dalam pembinaan atlet dituding sudah melenceng dari tujuan semula.
Seperti diungkapkan tokoh olahraga asal kabupaten PALI, Indra Setia Haris. Dirinya mengaku kecewa lantaran ia menduga 60% peraih medali di ajang Porprov bukan warga Sumsel asli. Melainkan didatangkan dari luar daerah Sumsel seperti pulau Jawa.
“Seluruh venue sudah kami datangi, bila melihat atlet-atlet peraih medali ternyata bukan warga sumsel. Terlihat dari cara bicara dan pergaulan mereka dengan sesama atlet. Sangat kentara sekali, antar atlet satu daerah justru cuek dan ekslusif, ini bukti mereka atlet luar, apalagi dialek yang mereka gunakan” kata Indra.
“Seharusnya pemerintah kabupaten/kota jangan cuma berambisi juara saja. Tapi pembinaan prestasi atlet lokal justru lebih penting,” jelas Indra kepada wartawan, Minggu (31/5).
Kalau pemerintah daerah serius, lanjut Indra, yang dikirim adalah atlet asli daerahnya sehingga anggaran APBD betul-betul dinikmati masyarakat Sumsel.
“Kalau mengandalkan atlet luar, sampai kapan Sumsel maju. Pak Alex Noerdin menggelar acara seperti ini untuk mencari bibit bukan menghamburkan uang seperti ini,” terangnya.
Indra mengakui ada proses verifikasi KTP atlet, namun Indra meragukan efektifitas hal tersebut. Karena pembuatan KTP sangatlah mudah.
“Kami Minta Pak Alex Noerdin, selaku gubernur dan tokoh olahraga nasional melakukan revolusi total olahraga Sumsel. Kalau begini bisa hancur dunia olahraga kita,” jelasnya.
Salah satu bukti ketidakseriusan pemkab dan Pemkot di Sumsel, lanjut Indra, bisa dilihat dari pegelaran Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab). Di Sumatera Selatan hanya Palembang dan PALI saja yang berani menggelarnya.
“Cuma Palembang dan PALI saja yang menggelar Porkab atau Porkot, sebagai ajang penjaringan atlet tingkat daerah. Pemkab/pemkot lainnya lebih memilih menggunakan dananya untuk membeli atlet dari luar demi ambisi gelar. Ini jelas tidak benar. Yang rugi Sumsel sendiri. Percuma Alex Noerdin berambisi Internasional, kalau pemkab dan Pemkotnya tidak mendukung,” jelas Indra yang juga Ketua Bidang Humas KONI Kab PALI itu.
Indra berharap, dalam ajang Porprop di Muaraenim mendatang, KONI Sumsel harus mewajibkan pesertanya memiliki Akte Kelahiran Sumsel dengan orang tua ber KTP Sumsel. (ans)


