
Jakarta – Menjelang Asian Games 2018, Wapres Jusuf Kalla menyebut Palembang lebih bergairah dalam menyiapkan diri sebagai tuan rumah ketimbang Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menyebut sedari awal dirinya mendukung Palembang menjadi tuan rumah.
“Soal Alex Noerdin, saya dari awal sudah katakan, sebetulnya kalau buat saya konsepnya sama di seluruh dunia kalau mau ada event besar itu biasanya mencari daerah yang belum terbangun supaya meninggalkan pertumbuhan ekonomi. Jadi sebetulnya kita ingin dorong semua dibangun di Palembang supaya Palembang jadi lengkap,” ujar Ahok saat dikonfirmasi di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (28/12/2015).
Akan tetapi, keinginannya tersebut mendapat penolakan dari IOC (International Olympic Commitee) lantaran Palembang dinilai belum siap dalam menjadi tuan rumah perhelatan tersebut. Oleh karena itu, IOC menunjuk Jakarta untuk menjadi tuan rumah.
“Sayangnya waktu IOC-nya datang, dia menyatakan Palembang enggak siap. Makanya dia ngotot minta Jakarta. Jakarta pun ada (wilayah) Tangsel dan Jabar. Itu yang terjadi, dianggap tetap harus Jakarta,” lanjutnya.
“Yang nentukan Palembang enggak siap itu bukan saya, tapi IOC. Saya pribadi baik sama Pak Alex, justru inginnya semua di Palembang saja. Jakarta sudah terlalu gede, bukan urusin Asian Games. Mending urusin gimana enggak banjir, enggak ada sampah, beresin normalisasi kali, bangun rusun sebanyak mungkin, perizinan cepat dan lampu-lampu dibagusi. Fokus itu aja,” tegas Ahok.
Dengan ditetapkannya Jakarta sebagai tuan rumah, JK pun mengusulkan agar lahan Kemayoran dapat dimanfaatkan sebagai wisma atlet atau kampung atlet. Termasuk mengubah peruntukkan lapangan golf yang terletak di sana menjadi lapangan sepak bola.
“Nah Pak Wapres yang menunjuk di mana, tanah land banking-nya. Mau ngusir orang kan musti bangun dulu, mereka ingin tinggal dekat situ. Akhirnya diputusin di Kemayoran. Termasuk tempat mereka olahraga, lapang golf diubah jadi sepak bola. Tapi tiba-tiba mereka (pihak pengembang Kemayoran) enggak kasih, bukan salah saya kan,” urainya.
“Saya juga enggak mau marah-marah kok. Saya cuma mau bilang kalau memang tidak dikasih tanahnya untuk DKI, saya lebih senang. Lebih baik uangnya saya fokuskan bangun depo LRT di Pegangsaan, Kelapa Gading. Bangun rumah susun nanti tiap tahun saya nombok 80% biaya perawatan karena orang cuma bayar Rp 5-15 ribu per hari. Jadi kalau mau diambil alih mah gue (saya) senang. Ya kan?” lanjut dia.
Ahok mengaku pihaknya tidak ada masalah bila harus membangun wisma atlet di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat kapan pun juga. Sebab, saat ini proses lelang dan desainnya sudah selesai dilakukan.
“Kalau DKI mah enggak ada masalah, tinggal tanahnya saja kasih kita. Kami sudah lelang loh yang menang juga udah Wijaya Karya dan desain sudah selesai, tinggal ground breaking kapan saja. Tapi tanahnya ada enggak? Enggak ada,” kata Ahok.
Dia pun sempat menginginkan agar pembangunan wisma atlet diserahkan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bila pengalihan lahan belum juga beres. “Makanya saya bilang, kalau mau ngalihin desainnya kasih ke Kemen PU Pera saja, cuma lelang bisa enggak saya enggak tahu,” terangnya.
Ahok menyebut pihaknya hanya bertugas menyiapkan tempat tinggal bagi para atlet yang hendak bertanding. Sementara mengenai venue, itu menjadi tugas dari Kementerian Olahraga dan Kepemudaan. Pemprov DKI pun mendapat amanah untuk memperbaiki fasilitas GOR Velodrome di Rawamangun, Jakarta Timur.
“Venue kan urusan dari Menteri Olahraga, kita cuma tugas bagusin Velodrome. Jakpro juga baru mau kerjain tapi proses lelang masih ada. Enggak bisa tunjuk, kita enggak boleh tunjuk langsung,” tutup Ahok.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam peluncuran logo dan maskot Asian Games di plasa selatan GBK, Minggu (27/12) lalu, JK meminta pembangunan infrastruktur ini menjadi perhatian utama terutama para gubernur yang daerahnya akan menjadi lokasi acara digelar. Di kesempatan itu, JK juga menyampaikan apresiasinya pada Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin yang kerap mengajukan diri agar provinsinya menjadi tuan rumah pesta olahraga.
Hasilnya, pembangunan infrastruktur olahraga di daerah mereka berkembang seperti pembangunan stadion Jaka Baring untuk Sea Games XXVI 2011. Sebaliknya, ia menyinggung Ahok yang belakangan ribut karena pengalihan aset lahan Kemayoran yang akan ditempati untuk Wisma Atlet tak kunjung selesai. Menurutnya, lebih baik Ahok memaksimalkan upaya pembangunan daripada marah-marah.
“Jadi asal jangan marah-marah terus gubernurnya ya. Bilangin itu,” ucap JK. (aws/din/detik)


