

MUSIM penghujan dengan intensitas yang tinggi telah tiba. Di Sumsel sendiri hujan turun dengan deras hampir di semua daerah, bahkan ada beberapa daerah yang sudah tergenang banjir, tanah longsor, dan kondisi tak menyenangkan lainnya. Dengan kondisi hujan yang makin sering turun ini, semua harus mengantisipasinya dan harus waspada.
Kemarin di Kota Palembang, hujan sebentar banjir dan genangan air sudah dimana-mana. Banjir besar adalah ancaman di depan mata. Kondisi inilah yang kini terjadi Palembang. Semakin parah, genangan air yang semakin parah di Kota Palembang sangat dipengaruhi pasang surut Sungai Musi.
Saat pasang mencapai titik tinggi, didukung daerah resapan yang makin sedikit, makin banyak air yang menggenang di Palembang. Apalagi drainase yang sangat buruk seperti saat ini.
Apalagi curah hujan yang tinggi dalam beberapa jam berbarengan dengan pasangnya Sungai Musi, dapat dipastikan membuat masyarakat khususnya yang bermukim di bantaran sungai tidak dapat tidur lelap.
Banyak faktor yang menyebabkan banjir selalu melanda Kota Palembang, salahtunya daerah resapan yang sudah habis ditimbun. Padahal topografi Palembang yang rendah dengan sebagian daerah rawa, harusnya pembangunan daerah bukan dilakukan menimbum. Sangat bijak bila pengambil keputusan di kota ini memberikan peraturan, setiap warga yang akan membangun harus memberikan ruang untuk air bergerak. Itu bertujuan agar Palembang terbebas dari banjir saat hujan turun.
Kini menjadi tradisi tahunan bagi Kota Palembang, hujan yang turun menjadi mimpi buruk bagi warganya. Saat hujan turun dengan intensitas yang tinggi, genangan air dan banjir terjadi dimana-mana. Itu baru hujan satu hari dan sebentar saja! Bagaimana kalau hujan turun setiap hari? Bisa dibayangkan wilayah yang tergenang air akan semakin banyak. (***)


