

Palembang, SN
Kapolda Sumsel Irjen Pol Djoko Prastowo, kemarin menegaskan, Polda Sumsel hingga kini terus memantau mantan narapidana (Napi) teroris yang telah bebas dari Rumah Tahanan (Rutan) Merah Mata, Palembang.
Menurut Kapolda, pemantauan dilakukan terhadap napi kasus teroris tersebut bertujuan untuk mengantisipasi agar kejadian ledakan teror bom yang terjadi di depan Komplek Sarina, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Kamis kemarin (14/1) tidak terjadi di Sumsel.
“Ya memang Ada narapidana teroris yang sudah bebas dari Rumah Tahanan (Rutan) Merah Mata. Mereka terus kita ikuti pergerakannya, selama tidak melakukan perlanggaran hukum tidak apa-apa. Tapi kalau melakukan pelanggaran hukum, kita proses,” tegas Kapolda Sumsel.
Seperti diketahui napi teroris yang dimaksud Kapolda Sumsel yakni, tujuh napi teroris yang ditahan di Rutan Merah Mata Palembang yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri, Juli 2008 silam di salah satu rumah kontrakan Jalan Papera Dwikora Kecamatan I, Palembang.
Bahkan salah satu dari ke tujuh napi yakni; Ali Masyhudi alias Zuber alias Mashudi alias Huda bin Ahmad Komari, telah bebas Senin 12 Januari 2015 lalu, karena mendapatkan pembebasan bersayarat.
Dalam kasus ini, Ali Masyhudi alias Zuber ditangkap tim Densus 88 Antiteror bersama rekanannya, yakni; Wahyudi alias Piyo, Ani Sugandi alias Abdullah Huzair, Sukarso Abdillah alias Abdurohman, Sugiarto alias Sugi Cheng alias Raja, Agustiawarman alias Bukhori alias Junaidi, Eri Purwanto alias Abu, Abdurahman Taid alias Musa alias Kosim alias Ivan, dan Ki Agus Muhammad Toni.
Mereka ditangkap karena menyimpan 16 bom siap ledak, serta puluhan Kg bahan peledak yang disembunyikan di plapon rumah yang mereka kontrak.Selain memantau napi teroris yang telah bebas, kata Kapolda, pihaknya juga telah menandai (mencurigai-red) serta mengawasi suatu kelompok yang ada di Sumsel.
“Ada kelompok di Sumsel yang gerakannya juga selalu kita pantau. Meskipun demikian, Sumsel hingga saat ini aman. Pemantauan dilakukan untuk mengatisipasi dan mewaspadai agar di Sumsel tidak terjadi aksi teroris,” katanya.
Lebih jauh Kapolda mengungkapkan, untuk mengantisipasi aksi teror di Sumsel sebenarnya telah dilakukan Polda Sumsel dan jajaran sejak jauh hari. Dan kini antisipasi yang telah lakukan tersebut lebih ditingkatkan Polda Sumsel dengan kewaspadaan.
“Jadi, sebelum ada perintah siaga satu dari Kapolri, kita (Polda Sumsel) sudah melaksanakannya. Kini kita lebih tingkatkan lagi kewaspadaannya. Selain itu, saya menghimbau kepada masyarakat agar jangan hanya mengandalkan polisi dan TNI serta
bersifat apatis. Minimal masyarakat bisa menjaga diri sendiri, jika melihat yang aneh segera laporkan ke aparat terdekat,” ujarnya.
Masih dikatakan Kapolda, masyarakat di Sumsel tidak perlu khwatir dengan adanya aksi teror bom yang terjadi di Jakarta. Karena, Kapolda Sumsel menjamin wilayah Sumsel akan tetap aman.
“Masyarakat jagan takut, Sumsel kita jamin aman. Tapi kita tetap waspada. Dari itulah kita siaga satu, sedangkan untuk situasi Sumsel hingga saat ini tetap aman dan tenang-tenag saja. Bahkan dalam menjaga keamanan di Sumsel, saya dan Pangdam II/Swj telah berkoordinasi, hasilnya Pangdam siap membeck-up kita,” tandasnya. (ded)


