Agrowisata Jeruk Jadi Destinasi Pariwisata Baru di Pagaralam





Tampak pengunjung saat berfoto di agrowisata Kebun Jeruk Gergah di Dusun Janang Kelurahan Dempo Utara Kota Pagaralam. (Foto-foto/Istimewa)

KOTA Pagaralam dengan keindahan Gunung Dempo yang merupakan gunung tertinggi ke-2 di pulau Sumatera menyimpan potensi alam seperti perkebunan teh dan perkebunan kopi.

Perkebunan teh dan kopi ini telah dibuka oleh Belanda ratusan tahun silam dan kini menjadi salah satu primadona perekonomian masyarakat Pagaralam.

Bahkan Agrowisata Kebun Jeruk Gergah di Dusun Janang Kelurahan Dempo Utara Kota Pagaralam saat ini juga dibudidayakan, dan telah menjadi destinasi pariwisata baru di Pagaralam.

Untuk mencapai lokasi ini, dari pusat Kota Pagaralam ke arah Tanjung Sakti atau Manna dan di Km 11 Dusun Janan belok ke kanan menyusuri jalan aspal yang cukup baik. Tetapi jalannya tidak begitu lebar bilamana ada dua kendaran roda empat berpapasan, maka harus berhati-hati. Setelah melakukan perjalanan 2,5 Km belok kanan lagi sesuai dengan tanda yang ada tulisan “Agrowisata Kebun Jeruk Gergah”.

Jalan ini hanya bisa dilintasan satu kendaraan roda empat sampai tiba di halaman parkir kebun. Disana ada penjaga yang standby dengan membawa HT untuk mengatur keluar masuk kendaraan.

Setelah berada di kebun jeruk tidak sabar untuk segera mendekati pohon jeruk dengan jeruknya yang berwarna kuning bergelantungan mengoda untuk memetiknya. Akan tetapi semua pengunjung di larang memetik jeruk yang ada di perkebunan jeruk. Bagi yang melanggar akan dikenakan denda Rp.50.000,-.

Baca Juga :   Anggota DPR Dorong Pelaku Pariwisata Manfaatkan QRIS
Pengunjung saat berfoto dengan jeruk di Agrowisata Kebun Jeruk Gergah Pagaralam.

Pengunjung diperbolehkan keliling kebun dan berfoto sepuasnya. Untuk menikmati manisnya jeruk gergah dapat membeli di tempat yang telah disediakan. Biaya masuk ke kebun ini sebesar Rp10.000 per orang dan ditambah biaya parkir Rp 10.000 per mobil.

Kebun jeruk dengan luas 2 hektar dan 460 pohon yang berumur sekitar 4 tahun telah menjadi industri baru dan menggairahkan ekonomi masyarakat Pagaralam yang selama ini setia menanam kopi. Pada awalnya jeruk jenis ini dikembangkan di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Akan tetapi aslinya jeruk keprok ini berasal dari Israel, lewat Thailand, ditanam di Kabupaten Karo Sumut dan kemudian dibawa dan ditanam oleh seorang yang bernama Gerga di Lebong Bengkulu yang hingga sekarang baru tertanam 2.500 pohon atau setara dengan 50 ha.

Tanaman jeruk Gerga Lebong merupakan salah satu komoditas potensial Desa Rimbo Pengadang Kecamatan Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong karena mampu meningkatkan penghasilan masyarakat. Jeruk ini termasuk ke dalam jeruk keprok (atau ada juga yang menyebutnya mandarin), warna kuning hingga orange adalah ciri khasnya.

Rasa manis bercampur asam merupakan cita rasanya. Namun dari sisi ukuran, kebanyakan jeruk keprok berukuran biasa-biasa saja (5-6 buah per kg), sementara untuk jeruk Gerga ukurannya luar biasa, bisa mencapai 3 buah/kg. Jeruk keprok ini dapat dijadikan salah satu produk unggulan hortikultura daerah maupun nasional.

Baca Juga :   12 Wisata Halal Indonesia Masuk Nominasi Dunia

Cerita sukses jeruk Gerga Lebong di Bengkulu menginspirasi petani Pagaralam untuk membangkitkan jeruk di daerahnya. Sekitar empat tahun lalu, Sidarhan petani sayur di Desa Gunung Agung, Kecamatan Dempo Utara memelopori penanaman jeruk jenis ini di lereng Gunung Dempo.

Meskipun belum memberikan hasil yang optimal, performa tanaman yang bagus mampu menyedot perhatian petani di sekitarnya.

Gayungpun bersambut, semangat membara petani ditanggapi positif oleh pemerintah Pemkot Pagaralam maupun Pemprov Sumatera Selatan. Umpan yang ditabur pemerintah ternyata efektif, terbukti dengan pesatnya pertambahan kebun jeruk. Saat ini, luasan kebun jeruk di Pagaralam sekitar 50 ha yang sebagian besar dilakukan petani secara mandiri.

Perkembangan kebun jeruk di Pagaralam yang bukan saja sekedar kebun jeruk akan tetapi telah dikembangkan menjadi destinasi pariwisata berupa agrowisata kebun jeruk. Walau masih terdapat beberapa kekurangan seperti peta wisata, tanda petunjuk arah ke lokasi, jalan menuju lokasi yang memadai, area parkir, toilet, pemandu dan fasilitas pendukung lainnya.

Semoga nantinya agrowisata kebun jeruk gergah ini menjadi destinasi pariwisata mendukung destinasi pariwisata yang sudah ada dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, serta membuat Kota Pagaralam yang bukan saja terkenal dengan teh dan kopinya. Akan tetapi, juga terkenal dengan jeruk gergahnya. (mario andramartik)

Tampak jeruk yang ada di Kebun Jeruk Gergah.


Publisher : Apriandi

Lihat Juga

Komunitas: Wisatawan Susur Sungai Naik 100 Persen Saat Ramadhan

Banjarmasin, KoranSN Komunitas Kelotok Banjarmasin Saibani mengatakan jumlah wisatawan susur Sungai Martapura meningkat sebanyak 100 …

error: Content is protected !!