

PRESTASI yang patut dibanggakan dari aparat kepolisian, ketika berhasil mengungkap tabir di balik Tragedi Sarinah. Gerak cepat aparat kepolisian bahkan membuka latar belakang dan persiapan dari aksi terorisme tersebut.
Memang Negeri ini masih terus dibayangi aksi teror yang mengancam banyak jiwa. Ya, aksi terorisme saat ini sudah menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan yang luar biasa.
Dapat dikatakan faktor yang melatarbelakangi munculnya teroris khususnya di dalam negeri karena peyebaran ideologi yang sangat bertentangan dengan ajaran agama manapun. Karena itu peyebaran ideologi itu harus dilawan, kalau tidak maka bahaya laten teroris akan terus mengancam kehidupan manusia.
Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai´September Kelabu, yang memakan banyak korban.
Serangan dilakukan melalui udara, tidak menggunakan pesawat tempur, melainkan menggunakan pesawat komersil milik perusahaan Amerika sendiri, sehingga tidak tertangkap oleh radar Amerika Serikat. Tiga pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua di antaranya ditabrakkan ke menara kembar Twin Towers World Trade Center dan gedung Pentagon.
Mulanya terorisme di Indonesia dimulai tahun 2000 dengan terjadinya Bom Bursa Efek Jakarta, diikuti dengan empat serangan besar lainnya, dan yang paling mematikan adalah Bom Bali 2002.
Aparat kepolisian maupun Badan Intelijen Negara (BIN) terus mengingatkan bahwa aksi terorisme belum berakhir. Karena itu, masyarakat diminta lebih waspada dan ikut melapor bila ada kecurigaan terhadap aksi teror.
Masyarakat harus dilibatkan untuk menghalau dan mencegah aksi teror sejak dini. Sinergi masyarakat dengan komunitas dan aparat di daerah, Polda, serta Kodam dari Babinmas sampai Babinkamtibnas diperlukan agar aksi terorisme tidak terulang kembali dan bisa dideteksi. (***)


