


SIAPA bisa menduga kehendak Allah SWT dan memprediksi apa yang akan terjadi pada alam ini. Ternyata musim kemarau tahun ini cukup lama. Tak hanya itu, panjangnya musim kemarau juga disertai dengan banyaknya lahan dan hutan yang terbakar. Kini buah dari kejadian atau peristiwa ini makin membuat orang mengerutkan kening, kabut asap makin tebal dan pekat.
Banyak yang berharap hujan segera turun, agar kabut asap sirna. Tetapi hujan yang diharapkan belum juga datang sesuai harapan. Hal ini membuat udara makin kotor penuh dengan partikel tak sehat, asap makin tebal yang membuat mata makin pedih, menghirup udara sangat terasa aroma lahan yang terbakar.
Upaya terus dilakukan pemerintah bersama rakyat. Ada banyak cara yang dilakukan pemerintah dan aparat, ada yang dilakukan dengan inisiatif rakyat sendiri. Tetapi, karena lahan yang terbakar sangat luas dan alam yang belum mendukung. Kebakaran tetap saja terjadi. Cara yang dilakukan saat ini paling menekan agar lahan yang terbakar tidak bertambah luas.
Hal sangat disayangkan, di tengah bencana asap ini, masih saja ada oknum yang nakal dan terus mencari keuntungan pribadi. Ditemukan oknum yang sengaja membakar hutan dengan tujuan untuk membuka lahan. Cara ini dilakukan karena murah dan sangat praktis. Tetapi perbuatan ini membuat semua orang tersiksa dan menjadi korban.
Pada saat lahan segaja dibakar oknum, siapa yang bisa mengkondisikan lahan lain tak ikut terbakar. Dengan musim kering seperti saat ini, api akan terus membakar lahan-lahan sekitarnya. Untuk itu, kita patut mendukung aparat kepolisian yang terus mengusut dan menindak tegas oknum-oknum yang membakar lahan.
Tentu butuh waktu yang sangat lama untuk merecovery alam yang sudah terbakar dan rusak. Belum terlambat untuk mengatasi hal ini. Dengan tekad dan niat yang serius, tentu kejadian tahun ini tak akan terjadi di tahun depan. Tetapi semuanya harus menjaga, introspeksi, dan jangan saling menyalahkan. Kemudian yang jelas membakar lahan harus diusut tuntas dan tegas. (***)

