

TAK habis derita Bumi Pertiwi ini, saat ini saja begitu banyak petaka yang menghampiri. Mulai dari bencana alam, banjir, gunung meletus, tanah langsor, banjir bandang dan beragam bencana yang datang dari alam.
Belum lagi peliknya permasalahan Bangsa yang sepertinya tak pernah selesai, mulai masalah korupsi, mafia hukum, dan saat ini aparat keamanan disibukkan dengan masalah kekerasan yang diduga disebabkan aksi terorisme.
Kini di musim hujan banyak terjadi banjir. Seperti terjadi pengulangan di tiap tahun, bencana alam tersebut terus menerus terjadi. Seakan bergilir, banyak sekali daerah-daerah yang diperkirakan aman dari bencana alam, nyatanya ditimpa banjir.
Bencana alam yang terjadi kebanyakan diakibatkan material air seperti halnya banjir dan untuk longsor meski tidak murni penyebabnya air, namun sangat berkaitan erat khususnya saat curah hujan sangat tinggi. Tetapi untuk kondisi ini sebenarnya tak akan terjadi, bila sebelumnya kita ramah dengan alam dan lingkungan.
Untuk kita patrikan sama-sama, ada satu fase dimana kita gegap gempita dengan arus kebebasan untuk bersuara, lalu banyak yang merusak alam. Kemudian di era itu aparat sepertinya terlena untuk tak menjaga alam Indonesia nan asri.
Semua tersadar dan terhenyak saat alam marah dan murka. Tentu butuh waktu yang sangat lama untuk merecovery alam ini. Kondisi pemulihan inipun tak begitu sempurna, karena penegakan superemasi hukum yang timpang di tengah penyakit korupsi yang tak bisa dituntaskan penguasa.
Beban dan derita Bangsa yang besar ini tak hanya datang karena bencana alam. Dengar dan lihat polemik berkepanjangan di pemerintahan kita, semuanya sibuk dengan proses pencitraan diri dan mempertahankan kekuasaan. Ujung-ujungnya kepentingan dan memperhatikan rakyat menjadi terabaikan.
Di tengah terlena dengan kondisi ini, nasib Bangsa makin tak menentuk karena pemerintahan sepertinya asyik sendiri. Mereka lupa bahwa banyak sekali persoalan Negeri yang berlarut-larut dan seperti terabaikan.
Semakin pas derita Bangsa ini, karena saat ini beban berat Bumi Pertiwi makin menjadi-jadi karena aksi kekerasan dan kriminal yang merusak citra RI makin sering terjadi. Mulai dari aksi terorise, aksi kriminal dengan penembakan membabi buta, dan begitu banyak aksi main hakim sendiri di seluruh penjuru Negeri.
Ada apa dengan Negeri ini? Sebagai anak negeri hanya bisa berdoa, berharap ada perubahan untuk situasi yang buruk, sambil melakukan upaya yang terbaik sesuai dengan bidang profesi masing-masing, sekecil apapun itu. Tetapi semua ini akan berjalan timpang, kalau penguasa masih lembek dan tak bisa menyelesaikan banyak masalah krusial.
Akhirnya perlu suatu kekuatan besar dan kompak untuk melakukan revolusi besar ini. Ini mutlak dilakukan kalau Bangsa ini mau maju dan dihargai khalayaknya sendiri dan Bangsa luar. Semoga! (***)


