Beban Negeri Ini Makin Berat

BANJIR – Tampak banjir dikawasan simpang empat polda Sumsel beberapa waktu yang lalu. (Foto-sn/Ferdinand Deffryansyah)
BANJIR – Tampak banjir dikawasan simpang empat polda Sumsel beberapa waktu yang lalu. (Foto-sn/Ferdinand Deffryansyah)

TAK  habis derita Bumi Pertiwi ini, saat ini saja begitu banyak petaka yang  menghampiri. Mulai dari bencana alam, banjir, gunung meletus, tanah langsor, banjir bandang dan beragam bencana yang datang dari alam.

Belum lagi peliknya permasalahan Bangsa yang sepertinya tak pernah selesai, mulai masalah korupsi, mafia hukum, dan saat ini aparat keamanan disibukkan dengan masalah  kekerasan  yang diduga disebabkan aksi terorisme.

Kini di musim hujan banyak terjadi banjir. Seperti terjadi pengulangan di tiap tahun, bencana alam tersebut terus menerus terjadi. Seakan bergilir, banyak sekali daerah-daerah yang diperkirakan aman dari bencana alam, nyatanya ditimpa banjir.

Bencana alam yang terjadi kebanyakan diakibatkan material air seperti halnya banjir dan untuk longsor meski tidak murni penyebabnya air, namun sangat berkaitan erat khususnya saat curah hujan sangat tinggi. Tetapi untuk kondisi ini sebenarnya tak akan terjadi, bila sebelumnya kita ramah dengan alam dan lingkungan.

Baca Juga :   Kakanwil Kemenkumham Sumsel Minta Penyuluh Hukum Tingkatkan Kompetensi dan Tanggap Isu Terkini

Untuk kita patrikan  sama-sama, ada satu fase dimana kita gegap gempita dengan  arus kebebasan untuk bersuara, lalu banyak yang merusak alam. Kemudian di era itu aparat sepertinya terlena untuk tak menjaga alam  Indonesia  nan asri.

Semua tersadar dan terhenyak saat  alam marah dan murka. Tentu butuh waktu yang sangat lama untuk merecovery alam ini. Kondisi pemulihan inipun tak begitu sempurna, karena penegakan superemasi hukum yang timpang di tengah penyakit korupsi yang tak bisa dituntaskan penguasa.

Beban dan derita Bangsa yang besar ini tak hanya datang karena bencana alam. Dengar dan lihat polemik  berkepanjangan di pemerintahan kita, semuanya sibuk dengan proses pencitraan diri dan mempertahankan kekuasaan. Ujung-ujungnya kepentingan dan memperhatikan rakyat menjadi  terabaikan.

Di tengah terlena dengan kondisi  ini,  nasib  Bangsa makin tak menentuk karena pemerintahan sepertinya asyik sendiri. Mereka lupa  bahwa banyak sekali persoalan Negeri yang  berlarut-larut dan seperti  terabaikan.

Baca Juga :   Loyalitas Anak Negeri dan Semangat Proklamasi

Semakin pas derita Bangsa ini, karena saat ini beban berat Bumi Pertiwi makin menjadi-jadi karena aksi kekerasan dan kriminal yang merusak citra RI makin sering terjadi. Mulai dari aksi terorise, aksi kriminal  dengan penembakan membabi buta, dan begitu banyak  aksi main hakim sendiri di seluruh penjuru Negeri.

Ada apa dengan Negeri ini? Sebagai anak negeri hanya bisa berdoa, berharap ada perubahan untuk situasi yang buruk, sambil melakukan upaya yang terbaik sesuai dengan bidang profesi masing-masing, sekecil apapun itu. Tetapi semua  ini akan  berjalan timpang, kalau penguasa masih  lembek dan tak bisa menyelesaikan banyak masalah krusial.

Akhirnya perlu suatu kekuatan besar dan kompak untuk melakukan revolusi besar ini. Ini mutlak dilakukan kalau Bangsa  ini mau maju dan dihargai khalayaknya sendiri dan Bangsa luar. Semoga! (***)





Publisher : Apriandi

Lihat Juga

Festival Candi Bumiayu, Perwujudan Kebesaran Sriwijaya

Palembang, KoranSN Organisasi Wilayah (Orwil) ICMI Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!