



TINGKAT kriminalitas di Kota Palembang masih cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan banyaknya laporan atau pengaduan dari warga ke aparat kepolisian tentang kejahatan yang telah diterima.Laporan yang diterima di kepolisian sangat beragam, mulai dari perampokan, pembunuhan, aniaya, dan masih banyak lagi. Belum lagi tindak kriminal yang tidak dilaporkan ke aparat kepolisian. Citra Kota Palembang yang masih sangat identik dengan kekerasan, sepertinya masih sulit untuk dilepaskan. Betapapun banyak upaya Pemkot Palembang untuk menghilangkan kesan itu, tetap saja tindak kriminal grafiknya masih sulit untuk turun.
Satu jenis kejahatan yang seringkali terdengar di Kota Palembang saat ini adalah ‘Begal’. Dalam aksinya pelaku Begal tanpa ada rasa kasihan dalam melakukan kekerasan terhadap korbannya. Rata-rata korbannya adalah kaum hawa yang membawa tas, karena kebiasaan perempuan menyimpan banyak barang berharga di tas mereka, mulai dari hand phone dan aneka benda lainnya. Dengan tarikan yang sangat keras pelaku akan menarik tas, lalu pelaku melaju dengan kencang.
Tak hanya itu, pelaku kadang melukai korban dengan sadis. Tetapi kalau nasib baik dan beruntung, barang selamat dan jiwapun aman. Tapi bukan hal yang aneh, nasib naas justru menimpa korban Begal.Kondisi ini sangat membuat warga yang pergi sendiri terutama di malam hari jadi takut. Ketakutan warga ini adalah tugas aparat kepolisian untuk membuatnya merasa aman dan nyaman. Hendaknya aparat menugaskan atau menempatkan petugas dengan diam-diam di lokasi yang dinilai banyak atau sering dimanfaat para pelaku Begal untuk melancarkan aksinya. (Agus Harizal Alwie Tjikmat)