
Jakarta, KoranSN
Sepulang dari perjalanan dinasnya di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo terkena operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (25/11/2020).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu pun harus mengenakan rompi berwarna jingga setelah KPK menetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima uang sekitar Rp3,4 miliar, terkait izin ekspor benur atau benih lobster dari sejumlah perusahaan. Uang itu tidak hanya digunakan oleh dirinya, melainkan istrinya IRD dan staf khususnya.
Edhy Prabowo pun mengakui kesalahannya dan telah meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra serta masyarakat Indonesia, karena tindakannya itu. Bahkan Edhy mengajukan pengunduran dirinya sebagai menteri KKP dan wakil ketua umum Partai Gerindra.
Meski sudah menyampaikan permohonan maafnya namun tindakan yang dilakukan Edhy Prabowo itu dianggap telah merusak nama Prabowo Subianto, yang sudah menganggapnya sebagai “anak emas”.
Kasus korupsi benur itu juga menjadi “tsunami” politik hubungan Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto yang sudah mesra.
“Kasus dugaan korupsi di KKP ini menjadi tsunami politik bagi Partai Gerindra yang baru pertama kali masuk kabinet pemerintahan,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo, di Jakarta, Sabtu (28/11/2020).
Dugaan korupsi Edhy tersebut juga bisa mengganggu relasi politik Prabowo dan Jokowi yang baru terjalin manis usai bertarung dalam dua edisi Pilpres, 2014 dan 2019.
Kasus OTT itu juga berdampak terhadap penurunan elektabilitas Gerindra yang saat ini berada diurutan kedua pemenang Pemilu 2019. Tak hanya Gerindra, melainkan elektabilitas Prabowo Subianto yang digadang-gadang bakal maju menjadi calon Presiden 2024 akan merosot.
“Peristiwa ini menjadi bahan pertimbangan publik untuk melakukan penilaian (assessment) terhadap integritas Gerindra yang kerap menggaungkan narasi antikorupsi, sebagaimana yang dilontarkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto,” kata Karyono. HALAMAN SELANJUTNYA>>
