
TENTU mengejutkan kalau kita melihat cara, taktik, modus, dan inisiatif banyak oknum pejabat untuk melakukan praktek korupsi. Kadang, cara yang mereka lakukan ada yang mengabaikan moral, etika, kebiasaan, bahkan keyakinan. Semua cara dilakukan untuk memuluskan niat korupsi.
Seperti yang dikatakan Plt Pimpinan KPK Johan Budi, ia menegaskan bahwa praktik korupsi tak mengenal tempat dan waktu. Korupsi bisa dilakukan di mana saja, bahkan Johan mengungkapkan ada transaksi korupsi yang dilakukan saat umroh.
Bagaimana ini? Bahkan perjalanan yang harusnya diiisi dengan niat hati yang bersih, ibadah, dan mengisinya dengan hal-hal yang baik, justeru dicemari dengan praktek yang tak baik.
Sebenarnya perjalanan praktek korupsi dari masa ke masa di Negeri ini sudah sangat menjenuhkan. Tetapi praktek ini terus terjadi lagi, oknum pejabat tertangkap lagi, uang miliaran rupiah harus hilang sia-sia karena dimakan oknum tak bertanggungjawab.
Tinggal bagaimana dengan Pemimpin Negeri dan perangkat hukum yang ada. Mau tidak Bangsa Indonesia cepat maju dan menjadi terdepan. Tinggal niat pengambil keputusan dan jauhkan semua kepentingan-kepentingan yang membelenggu.
Dari keterangan Johan Budi, kini bahkan para koruptor sudah tak ragu-ragu mengkorupsi segala proyek, termasuk proyek yang bersinggungan langsung dengan agama dan kepentingan umat. Cara bertransaksinya pun ditutup-tutupi dengan kegiatan keagamaan.
Disebutkannya, ada pengadaan Al Quran dikorup. “Bahkan pembicaraan yang disadap jauh dengan agama. Ada ibadah haji juga, bahkan ada informasi, mereka bertransaksi dengan cara berumroh bersama. Di tanah suci umroh bareng, transaksinya terjadinya di sana, biar gak ditangkap KPK,” jelas Johan Budi.
Kita di Sumsel sendiri, pernah terkejut karena ada pembangunan masjid yang dikorupsi. Bukan hanya satu itu saja, bahkan pengadaan lahan kuburan, dan uang zakat juga dikorupsi. Semuanya menunjukkan cara, praktek, dan modus korupsi sudah menerobos semua ruang kehidupan.
Jangan ada lagi tarik ulur penuntasan korupsi, itu yang diharapkan kepada pemimpin di Indonesia. Karena sudah terlalu sering rakyat dikecewakan dengan banyaknya janji-janji palsu yang membuai hati. (***)


