
Palembang, SN
Menurunnya debit air Sungai Musi yang merupakan sumber bahan baku air bersih, membuat biaya operasional Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) membengkak. Pasalnya pihak PDAM harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian obat air, tagihan listrik, dan lain sebagainya.
Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Tirta Musi Palembang, Ir Stephanus mengatakan, saat ini debit air Sungai Musi mengalami penurunan hingga 3 meter, sehingga Total Dissolved Solid (TDS) atau zat terlarut didalam air tersebut bertambah. “Ya, semakin bertambahnya TDS ini maka pembelian obat air pun harus ditambah,” terangnya. (19/8).
Selain itu, sambung Stephanus, membengkaknya biaya operasional ini dikarenakan tagihan listrik yang meningkat. Tagihan listrik ini meningkat dikarenakan operasional pompa PDAM dilakukan pada malam hari sehingga beban puncak lebih mahal, sedangkan untuk siang hari pompa tidak dioperasionalkan karena debit air menurun.
“Biasanya tagihan listrik PDAM kurang dari Rp 4 miliar, tapi saat debit air Sungai Musi ini menurun tagihan listrik mencapai Rp 4,4 miliar,” jelasnya.
Ia menambahkan, perbaikan pompa PDAM juga menjadi faktor membengkaknya biaya operasional tersebut. “Karena surutnya air Sungai Musi, 5 pompa PDAM sempat rusak, namun saat ini sudah diperbaiki sehingga dapat kembali beroperasional,” ujarnya.
Namun, lanjut Stephanus, meskipun biaya operasional PDAM pada bulan ini membengkak, pihaknya akan tetap beroperasional, agar seluruh pelanggan dapat menikmati air bersih. “Kami tetap berupaya maksimal agar pelanggan tidak kecewa, dan dapat menikmati air bersih PDAM,” tandasnya.(wik)


