

Palembang, KoranSN
Bupati Ogan Ilir (OI), Aw Noviandi Mawardi, Minggu malam (13/3/2016) pukul 22.00 WIB diamankan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat di kediamannya Jalan Musyawarah II RT 26 RW 05 Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Gandus Palembang.
Diamankannya Bupati OI ini diduga mengkonsumsi narkoba jenis sabu-sabu di kediamannya. Usai diamankan, bupati langsung dibawa ke BNNP Sumsel untuk dilakukan tes urine dan pemeriksaan lebihlanjut.
Berdasarkan informasi dari petugas BNN Pusat, dalam penangkapan tersebut petugas dari BNN Pusat berjumlah sekitar 15 anggota bersenjata lengkap laras panjang.
Selain mengamankan bupati dari lokasi penyergapan anggota juga mengamankan 10 orang yang saat dilakukan penyergapan berada di kediaman Bupati OI tersebut.
Ke-10 orang tersebut diantaranya, Wakil Bupati (Wabup) Ogan Ilir Ilyas Panji Alam, kepala dinas, petugas Pol PP, serta dua orang diduga kurir narkoba Ican dan Murdani.
Sebelum dilakukan penyergapan, awalnya petugas BNN Pusat telah melakukan penyelidikan terlebih dahulu di Kota Palembang selama tiga bulan.
Hingga akhirnya, petugas melakukan pengintaian di kediaman Bupati OI, sejak kemarin sore pukul 18.00 WIB. Dalam pengintaian tersebutlah petugas melihat Ican dan Murdani mengendarai Mobil Toyota Fortuner warna putih BG 77 YF masuk ke kediaman bupati, diduga ketika itulah Ican dan Murdani memberikan amplop yang isinya diduga paket narkoba jenis sabu.
Taklama kemudian, petugas langsung melakukan penyergapan, meskipun tak mendapati barang bukti di kediaman Bupati OI, namun 10 orang yang berada di dalam rumah tersebut yang diantaranya Wabup OI langsung digiring petugas ke BNNP Sumsel.
Dengan pengawalan ketat dari petugas BNN, pukul 23.00 WIB, Bupati OI Aw Noviandi Mawardi yang dibawa petugas mengendarai Mobil Toyota Fortuner Hitam nopol profit BG 7965 XP tiba di kantor BNNP Sumsel.
Terlihat bupati OI yang mengenakan kaos hijau dan berjaket hitam turun dari mobil tersebut. Saat ditanya terkait dirinya diamankan BNN, Aw Noviandi Mawardi enggan berkomentar banyak, dengan pengawalan patugas, Bupati OI ini terus melangkah masuk ke dalam kantor BNNP Sumsel.
“Nanti ya,” ucap Bupati OI Aw Noviandi Mawardi kepada wartawan sembarai mengangkat tangannya.
Sementara Wabup OI, Ilyas Panji Alam yang juga ikut diamankan tim BNN Pusat terlihat di kantor BNNP Sumsel sejak pukul 23.00 WIB. Awalnya Wabub terlihat duduk di kursi tunggu lantai satu gedung BNNP Sumsel. Tak lama kemudian petugas membawanya ke dalam ruangan untuk menjalani tes urine dan pemeriksaan.
Kemudian, Senin dini hari (14/3/2016) pukul 01.44 WIB, Ilyas Panji Alam keluar usai menjalani pemeriksaan di kantor BNNP Sumsel.
Usai menjalaini pemerikasaan, Ilyas Panji Alam tampak keluar dari Kantor BNNP Sumsel. Dirinya mengaku tengah sakit usai menjalani pemeriksaan. “Saya lagi sakit,” ujar Ilyas Panji Alam sembari melangkah menuju mobil pribadinya yang terparkir di depan gedung BNNP Sumsel.
Disinggung terkait dirinya diperiksa di BNNP Sumsel? Diungkapkan Ilyas Panji Alam, jika dirinya dibawa ke BNNP Sumsel terkait penyergapan yang dilakukan tim BNN Pusat di kediaman Bupati OI.
“Saat itu (penyergapan) saya sedang di rumah bupati. Sejak habis Maghrib saya sudah berada di sana,” ungkapnya.
Sedangkan saat disigung terkait penangkapan dan jumlah orang yang diamankan oleh petugas BNN Pusat di BNNP Sumsel? Ilyas Panji Alam enggan berkomentar.
“Tanya saja langsung ke dalam (kantor BNNP Sumsel),” katanya singkat sembari masuk ke dalam mobil Mitsubishi Outlander warna putih BG 1637 IB, meninggalkan kantor BNNP Sumsel.
Terkait penyergapan di kediaman Bupati OI yang dilakukan tim BNN Pusat, Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan BNN Provinsi Sumsel AKBP Minal Alkarhi membenarkan hal tersebut.
Namun Minal belum dapat mengungkapkan identitas orang-orang yang ditangkap dan diamankan ke BNNP Sumsel, lantaran saat ini masih dilakukan penyelidikan dan pengembangan.
“Penyergapan ini dilakukan setelah BNN Pusat melakukan penyelidikan di wilayah Sumsel menindaklanjuti informasi dan koordinasi dari BNNP Sumsel. Karena penangkapannya baru dilakukan
maka saat ini masih dalam proses, jadi masih kita kembangkan dulu. Dan kita (BNNP Sumsel) terus berkoordinasi dengan BNNP Pusat,” tegasnya.
Disinggung apakah proses hukum selanjutnya akan dilakukan di BNN Pusat atau di BNNP Sumsel. Dikatakan Minal Alkarhi karena penyergapan dilakukan BNN Pusat maka BNNP Sumsel terus melakukan koordinasi.
“Untuk tempat proses hukum nantinya akan kita koordinasikan dulu dengan BNN Pusat, karena penangkapan ini kan baru, jadi kita belum bisa menyampaikannya sekarang,” tandasnya.
Pantauan di lapangan hinga pukul 01.00 WIB dini hari, Bupati OI Aw Noviandi Mawardi masih menjalani pemeriksaan di BNNP Sumsel secara terutup.
Sebelumnya, pantauan di lapangan saat petugas BNNP melakukan penyergapan dan penangkapan di kediaman Bupati Ogan Ilir tampak puluhan petugas BNN mengendarai beberapa unit mobil langsung memaksa masuk ke kediaman AW Nofiadi.
Tak hanya itu, setelah berhasil membawa Bupati OI AW Noviadi ke kantor BNNP Sumsel, di lokasi terlihat puluhan anggotan kepolisian Sat Narkoba Polresta Palembang dan BNNP Sumsel melakukan penjagaan ketat di kediaman AW Noviadi.
Menurut salahsatu warga sekitar lokasi pengggerebekan, Hasan (50), sebelum penggerebekan terjadi, sekitar pukul 18.00 WIB terlihat beberapa mobil mundar-mandir di depan rumah AW Noviadi, beberapa jam kemudian barulah terdengar terikan dari dalam rumah AW Noviandi.
“Saya dengar, jangan macam-macam disini, setelah itu, heboh perdebatan terjadi di dalam rumah AW Noviadi. Dari luar terlihat lima sepeda motor dengan kecepatan penuh masuk ke halaman rumah AW Nofiadi, dan tak lama AW Noviadi di masukan ke dalam mobil dan langsung dibawa pergi dari rumahnya,” katanya.
Dilanjutkannya, setelah itu, puluhan anggota yang bersenjata lengkap langsung melakukan pengaman di kediaman AW Noviadi. Tak hanya AW Noviadi, ada sekitar beberapa orang yang juga turut dibawa BNNP.
“Untuk siapa mereka saya tidak tahu pasti, yang saya tahu si Bupati tersebut, memang dibawa BNNP masuk ke dalam mobil, tak tahu di bawa kemana. Memang, AW Noviadi jarang sekali membaur dengan tetangga sekitar bahkan jika tetangga sekitar ada hajatan yang bersangkutan juga jarang sekali hadir. Selain itu rumahnya juga selalu tertutup rapat, jadi kami warga sekitar tak tahu persis gerak-gerik apa yang ada di dalam rumah tersebut,” ungkapnya. (ded/den)


