
KINI kita memasuki pertengahan bulan Februari, dan seperti kita ketahui bulan ini curah hujan cukup tinggi. Pada bulan berikutnya diperkirakan intensitas hujan akan semakin banyak turun. Tentu saja pada musim hujan seperti saat ini, banyak daerah-daerah langganan banjir akan merana.
Tak menentunya perubahan alam dan iklim saat ini tentu saja membuat perubahan besar untuk bumi ini. Hal ini berpengaruh besar untuk kehidupan manusia.
Di Kota Palembang musim penghujan biasanya dibarengi dengan naiknya air, atau yang disebut warga dengan air pasang naik. Naiknya air ini tentu saja sangat berpengaruh dengan kehidupan masyarakat yang tinggal bermukim dan beraktifitas di sekitar sungai terutama Sungai Musi, atau tak jauh dari sungai.
Warga Palembang sendiri sudah sangat terbiasa dengan banjir dan air pasang. Biasanya warga telah mengantisipasi sendiri untuk memperkecil efek buruk banjir dan air pasang.
Naiknya air Sungai Musi disebabkan pasang laut, yang disebabkan pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, Matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai.
Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasangs. Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Tentu saja warga yang tinggal di sekitar atau tak jauh dengan Sungai Musi mulai mengantisipasi, kalau-kalau terjadi hal yang lebih parah. Untuk diketahui, saat ini permukaan Sungai Musi sudah cukup tinggi.
Banjir akibat pasang air Sungai Musi ini adalah peristiwa tahunan yang tak bisa dihalangi, karena ini adalah gejala alam. Sebagai antisipasi agar efek banjir tidak terlalu buruk, warga yang tinggal di sekitar Sungai Musi hendaknya segera memikirkan dampak terburuk dari banjir ini. Dampak yang sangat jelas dari kondisi ini adalah memburuknya kesehatan lingkungan. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya beragam penyakit. Mulai dari penyakit kulit dan infeksi saluran pernafasan.
Harus dipikirkan juga efek buruk lainnya, misalnya datangnya air yang lebih besar. Bukan tidak mungkin, air yang semula cuma menggenang, berubah menjadi aliran deras dan bisa menghanyutkan.
Pemerintah di masing-masing daerah yang terkena banjir diharapkan juga cepat sigap dan melakukan antisipasi untuk kondisi ini. Jangan sampai saat efek terburuk sudah terjadi, baru melakukan gerakan. Saat ini belum terlambat untuk melakukan sesuatu. (Agus Harizal)


