

Palembang, SN
Djaya (37), salah satu dari dua pelaku perampokan bersenjata api (senpi) yang beraksi di Toko Manisan Marwan milik korbannya, Ungayen alias Ayen (42) di Jalan Abi Kusno Simpang Sunan Lorong Patria No 41 Kelurahan Kemang Agung Kecamatan Kertapati, Senin (26/10) pukul 14.00 WIB tewas di lokasi kejadian.
Informasi yang dihimpun, saat kejadian terjadi aksi perebutan senpi milik pelaku yang merupakan warga Banyuasin dengan Hendra (23), anak Ayen. Karena terancam dengan sigap Hendra merampas senpi dari gengaman tangan pelaku.
Akibatnya senpi tersebut meletus hingga mengenai tubuhnya dan ayahnya Ayen. Bahkan salahsatu warga yang melintasi lokasi kejadian, Ari (17), warga Kawasan Kemang Agung Pal 7 Musi II Kecamatan Kertapati juga tertembak di bagian punggung dan dadanya, setelah terkena peluru nyasar dari senpi pelaku.
Hingga akhirnya Hendra berhasil meraih senpi pelaku dan langsung menembakannya ke kedua kaki tersangka. Melihat kejadian itu warga yang berada di lokasi langsung menghujani pelaku dengan pukulan dan benda tempul, hingga pelaku Djaya tewas bersimbah darah di lokasi kejadian.
Ditemui di Rumah Sakit Palembang Bari Hendra mengatakan, saat kejadian ia mendengar teriakan Ayen yang mengatakan ‘rampok’. Ketika itulah ia yang tengah berada di lantai dua toko langsung turun dan membantu Ayen dengan memberikan perlawanan terhadap pelaku, serta merampas senpi yang digunakan pelaku untuk menembaki Ayen.
“Saat itu, ayah saya (Ayen) membawa koper berisikan uang Rp 300 juta hendak menyetor uang ke bank dengan mengendarai mobil Avanza BG 1783 NS, saat ayah saya mau menaikin mobil pelaku datang dan langsung menembaki ayah saya,” kata Hendra sambil mendapatkan perawatan.
Menurut Hendra, melihat Ayen tertembak, ia langsung merampas senpi pelaku hingga terjadi tarik-menarik dan dapat merebut senpi pelaku. Saat itulah, ia langsung menembaki pelaku hingga dapat mengambil kembali uang Rp 300 juta yang sempat diambil pelaku.
“Saya langsung minta tolong sama warga sekitar. Pelaku yang mengalami luka tembak tak sanggup kabur, sehingga warga mengepung dan menghajarnya. Setelah itu, saya dan ayah saya serta pelaku yang sudah meninggal langsung di bawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Sementara Ari mengungkapkan, awalnya ia tidak mengetahui apa yang menimpanya. Karena saat kejadian ia mengaku tengah melintas untuk membeli sayatan kelapa lantaran setiap hari ibunya menerima pesanan kemplang panggang.
“Aku tuh sedang lewat, tiba-tiba ada hantaman ke arah dada aku, sudah itu aku tidak sadar. Saat saya bangun aku sudah ado di rumah sakit ini Pak !,” kata Ari.
Saat dijumpai di lokasi salahsatu saksi mata, Burhan (35), mengatakan, korban tewas setelah menerima tembakan dari anak pemilik toko yang kemudian pelaku menjadi amukan warga.
“Mereka itu wong duo Pak! Datang dari arah Keramasan, saat di depan toko, salahsatu dari mereka turun dan langsung menembak Ayen, taklama anaknya Hendra bergelut dengan pelaku yang tewas itu,” ungkapnya.
Kapolsek Kertapati AKP Ihsan saat ditemui di lokasi mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan olah TKP, dari hasil olah TKP kejadian murni perampokan dimana korban Ayen membawa uang Rp 300 juta dan tiba-tiba pelaku datang dan langsung menembaki korban. Selongsong peluru senpi juga ditemukan di lokasi kejadian.
“Diduga pelaku menggunakan pistol rakitan, saat ini ciri-ciri pelaku yang taklain rekan pelaku Djaya yang tewas sudah kita kantongi dan dalam pengejaran anggota di lapangan” tegasnya. (den)


