
Defisit anggaran yang dialami Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, membuat penyertaan dana PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2015 mendatang ditiadakan.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kota Palembang, M Zulfan, kemarin.
Dijelaskannya, saat ini pemkot tengah mengalami defisit anggaran karena pengurangan dana migas dari pusat dan pengurangan dana bagi hasil pajak kendaraan dari provinsi. Karena itu penyertaan dana di APBD Perubahan 20 mendatang untuk PT SP2J ditiadakan.
“Saat ini defisit yang dialami sebesar 20 persen atau nilainya sekitar Rp 250 miliar,” katanya.
Ia juga menambahkan, dengan defisit ini pemkot juga tidak sembarangan mengucurkan anggaran, karena akan mengganggu program lainnya. Untuk itu, sambung Zulfan, saat ini pihaknya tengah berusaha untuk menutupi kekurangan defisit tersebut dari penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diminta untuk meningkatkan PAD agar defisit tersebut dapat tertutupi,” ujarnya.
Dilihat dari tahun sebelumnya, lanjut Zulfan, pemkot selalu memberikan penyertaan modal kepada PT SP2J khususnya untuk Bus Rapid Transit (BRT) Transmusi, mengingat perusahaan tersebut kondisinya tidak baik. Namun dengan adanya pemangkasan ini, pihaknya terpaksa menghentikan penyertaan modal pada APBD Perubahan mendatang.
“Saat ini juga PT. SP2J khususnya transmusi belum memberikan keuntungan kepada pemkot. Jika kedepan sudah mampu memberikan keuntungan untuk PAD Kota Palembang, mungkin kedepan akan ada alokasi khusus terhadap tambahan penyertaan modal, yang kita lakukan pada Bank Sumsel Babel,” ujarnya.
Untuk diketahui, sejak tahun 2006 lalu, Pemkot Palembang setidaknya telah mengucurkan investasi sebesar Rp 200 miliar lebih kepada salah satu perusahaan daerahnya PT Sarana Pemangunan Palembang Jaya (SP2J). Namun sayangnya, jumlah invesatsi yang tidak sedikit tersebut hingga kini diketahui belum membuahkan hasil dan masih berupa asset. (wik)


