
SEPANJANG tahun 2015 ini, iklim usaha sangat tak nyaman. Pelaku usaha banyak yang meringis karena pergerakan ekonomi yang lambat. Di lapis bawah terutama kalangan petani banyak yang mengeluh, ini disebabkan harga komoditi sebut saja karet, sawit atau kopi yang murah.
Kebijakan ekonomi tak jua membuat dunia investasi menjadi membaik. Bahkan beberapakali harus terpuruk sangat dalam, karena pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang tak menentu.
Walaupun pemerintahan selalu menenangkan rakyat, tetapi nyatanya pergeseran untuk menjadi baik, sangat berat. Mencari pembenaran untuk kondisi ini juga tak membantu, karena kondisi ekonomi yang tak enak sudah terlanjur dirasakan masyarakat banyak. Tanggungjawab ini sangat berat, terutama untuk menjadikan iklim ekonomi yang baik.
Tentu saja kekompakan dibutuhkan saat ini. Nah, inipun menjadi beban yang sangat berat, bagaimana menyatukan begitu banyak persepsi.
Yang utama saat ini semua elemen dan generasi sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang bermartabat, harus bekerja keras untuk menatap masa depan yang baik. Saling mencari kesalahan dan pembenaran tak akan ada habisnya. Kini dituntut untuk mampu bekerja lebih keras, disiplin dan bertanggung jawab serta loyal kepada Negeri kita tercinta.
Bekerja keras dan loyal kepada Negara, adalah cara yang paling mudah untuk menunjukkan kecintaan kita yang tinggi kepada Bumi Pertiwi. Dengan keringat anak Negeri, Bangsa yang besar ini akan maju dan akan dihargai dimanapun dan sampai kapanpun. (***)