Dilema Penertiban Pasar 16!





Harno Pasar 16 copy
Palembang, SN
Pasar 16 Ilir yang sudah dikenal sebagai pasar grosir terbesar di Sumsel, banyak menyisakan cerita. Pasar yang tak pernah sepi tersebut, menjadi incaran banyak pengunjung untuk mencari beragam kebutuhan.

Dari pantauan Suara Nusantara Minggu (28/6), setelah dilakukan penertiban minggu lalu, geliat ekonomi di Pasar 16 terus terjadi. Di hari Minggu pengunjung tetap saja banyak.

Hukum pasar akhirnya terjadi disini, makin banyak pengunjung, maka penjual makin banyak. Saking banyaknya penjual, hingga seringkali memenuhi trotoar dan kadang memenuhi badan jalan.
Tentu saja kalau kondisinya sudah seperti ini sangat menganggu, karena kebersihan dan ketertiban tak akan terjaga.

Di era Walikota Palembang Eddy Santana Putera, Pasar 16 sempat tertata apik, kebersihan terjaga, hingga bangunan-bangunan era kolonial yang dipelihara. Bahkan di sekitar Pasar 16, dibuat pusat jajanan, dermaga wisata, taman yang apik, dan tempat parkir yang tertata. Tetapi kini, semua itu tak seperti dulu lagi.

Baca Juga :   Buat Berita Dugaan Korupsi Masjid Sriwijaya, Pemred SN Diancam Disiram Cuka Para

Karena banyaknya PKL yang berjualan, untuk masuk ke lokasi pasar harus berdesakan. Dengan makin banyaknya jumlah pedagang dan tanpa ada teguran, tentu membuat kondisi makin tak baik. Hingga saat jumlah pedagang bertambah banyak, petugas kesulitan untuk menertibakannya.

Tentu saja kalau pedagang yang sudah nyaman berjualan, maka saat akan dilakukan penertiban akan sangat susah. Bukan hal yang tak mungkin perlawanan akan terjadi di kondisi ini.

Harus ada keseriusan dari Pemkot Palembang untuk menata pasar ini. Karena kalau dulu Pasar ini bisa tertib dan terjaga, Pemerintah saat ini hendaknya melanjutkannya.

Begitu juga soal kebersihan dan menjaga apa yang sudah dibangun selama ini. Mengapa lokasi pasar tersebut sekarang tak bersih lagi? Mengapa taman-taman yang indah kini bunga-bunganya tak indah lagi? Padahal anggaran untuk semua itu ada.

Perlu keberanian dari Pemkot untuk mengelola semuanya menjadi lebih baik. Jangan sampai apa yang sudah diraih dengan susah payah selama ini, hilang begitu saja. Apalagi selama ini seringkali kita dengung-dengunkan, Pasar 16 dan sekitarnya, mulai dari Museum SMB II, Benteng Kuto Besak (BKB) menjadi pusat kunjungan wisata.

Baca Juga :   Rumah Elit di Rajawali, Celentang dan Poligon Dibidik Ditjen Pajak

Menjadikan Pasar 16 Ilir sebagai lokasi wisata yang diminati sangat mungkin, apalagi lokasi pasar ini langsung ditepi Sungai Musi. Bagaimana mewujudkan ini, ini PR besar untuk Pemkot Palembang.

Bukankah pejabat-pejabat pemerintah seringkali studi banding ke luar negeri, kan di negeri luar banyak pasar tradisional menjadi lokasi wisata yang apik. Nah tinggal bagaimana menerapkan semua itu. (wik/sn/fer)



Publisher : Ferdin Ferdin

Pewarta Harian Suara Nusantara, www.koransn.com, Mingguan Suara Negeriku.

Lihat Juga

Optimalkan peran JDIH, Kemenkumham Sumsel Dorong Upaya Publikasi Informasi Hukum yang Lengkap, Akurat dan Terintegrasi

Palembang, KoranSN Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) Nasional yang terpadu dan terintegrasi menjadi penting …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!