
Pada 2020 jumlah kasus sifilis di DIY tercatat sebanyak 67 kasus, kemudian naik menjadi 141 kasus pada 2021, dan pada 2022 kembali melonjak signifikan menjadi 333 kasus.
Sedangkan hingga Maret 2023, kasus sifilis di DIY telah mencapai 89 kasus, atau telah melampaui total kasus pada 2020.
Berdasarkan jenis kelamin, kasus sifilis di DIY lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan dengan didominasi usia 25-49 tahun.
“Kalau berdasarkan faktor risiko ya memang (didominasi) LSL, ini data kami,” kata dia.
Kasus sifilis dari kelompok LSL, kata dia, mengalami tren meningkat setiap tahun dengan persentase 15 persen pada 2020, 34 persen pada 2021, 44 persen pada 2022, dan melonjak menjadi 60 persen pada 2023.
Selain kelompok LSL, menurut dia, sejumlah kelompok lain seperti wanita pekerja seks, pelanggan pekerja seks, serta waria juga memiliki risiko yang sama meski persentasenya lebih rendah.
Kepala Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta dr Tri Kusumo Bawono mengatakan bahwa tingginya kasus sifilis di DIY bukan karena jumlah penderitanya yang melonjak, tetapi karena layanan pemeriksaan yang terus ditingkatkan. HALAMAN SELANJUTNYA>>


