

PALI, KoranSN
Panggilan Komisi II DPRD PALI terhadap Kepala PDAM Tirta Lematang Cabang Pendopo, terkait belum selesainya perbaikan pipa PDAM di Jalan Merdeka Tikungan Golf Kelurahan Handayani, tidak disia-sia kan oleh Kepala PDAM Rusdi.
Dalam kesempatan itu, Rusdi ‘curhat’ dengan meminta bantuan Komisi II DPRD Kabupaten PALI untuk mengambil alih aset PDAM dari Kabupaten Muara Enim menjadi aset Kabupaten PALI.
Hal ini disampaikan langsung Rusdi di hadapan Komisi II DPRD Kabupaten PALI, Selasa (8/3/2016).
Menurut Rusdi, dengan diambil alihnya aset PDAM menjadi milik pemkab Kabupaten PALI, maka bisa dipastikan tarif PDAM di kabupaten PALI tidak akan mahal lagi.
“Untuk sekarang, kita memang tarif air termahal di Indonesia. Hal itu, karena kita masih kembali ke Muara Enim. Untuk itulah, kami mohon kepada jajaran legislatif untuk bisa membantu mengambil alih aset ini ke Pemkab PALI,” ungkap Rusdi.
Rusdi juga mengakui jika sampai saat ini belum maksimal dalam menyalurkan air bersih ke seluruh pelanggan di Kabupaten PALI.
“Kami atas nama pejabat PDAM yang bertugas di Pendopo, memohon maaf atas pelayanan kami yang belum maksimal. Saat ini baru 60liter/detik penyaluran airnya. Hal itu disebabkan adanya kebocoran pipa untuk wilayah pendopo. Oleh karena itu, terpaksa hanya bisa menyalurkan selama 6 jam ke sekitar 5000 pelanggan. Kedepannya kami mohon bantuan ketua dan anggota komisi II agar dapat memenuhi permintaan konsumen sebanyak 100 liter/detik dengan cara penambahan kapasitas serta boster untuk wilayah PALI ini,” beber Rusdi dihadapan Irwan ST, ketua Komisi II DPRD PALI dan anggota komisi II lainnya.
Terkait galian pipa di jalan Merdeka tikungan golf, Rusdi mengaku sudah mengecornya kembali. Namun, hal itu belumlah selesai. Karena, pihak PDAM Pendopo segera meminta bantuan Dinas PU Bina Marga untuk mengaspalnya.
“Sudah kita cor, tinggal pengaspalan yang kami minta bantuan dinas PU BM untuk mengaspalnya,” tandas Rusdi.
Sementara itu, Irwan berharap agar PDAM Tirta Lematang Cabang Pendopo bisa selalu melakukan koordinasi sehingga tidak menyebabkan warga kabupaten PALI khususnya kota Pendopo menjadi resah.
“Masalah tarif yang mahal, kemudian masalah pipa bocor yang selalu terjadi. Hal ini kan pasti ada solusi jika memang pihak PDAM ingin koordinasi. Untuk itu, saya harap tarif air bisa segera turun, dan perbaikan pipa yang bocor tersebut bisa segera terlaksana. Tidak lama lagi musim kemarau. Hal itu manfaatkanlah untuk perbaikan pipa yang bocor,” ujar Irwan.
Kurangnya tenaga kerja di batang tubuh PDAM Pendopo, Politisi partai Golkar ini menyarakan agar PDAM Pendopo bisa meminta bantuan Tenaga Kerja Sukarelawan (TKS) di ruang lingkup Pemkab PALI.
“TKS di Pemkab PALI kan mencapai angka 6000 lebih. Coba koordinasi dengan BKD jika memang kekurangan tenaga kerja,” pungkasnya. (ans)


