

Utrecht, KoranSN
Realisasi dan capaian pembangunan komoditas pertanian yang berkelanjutan di Kabupaten Musi Banyuasin terus mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak baik di dalam negeri, bahkan luar negeri.
Kali ini, upaya-upaya pengembangan komoditas kelapa sawit yang berkelanjutan yang diinisiasi Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin tersebut mendapatkan apresiasi dari IDH Global di Arthur van Schendelstraat, Utrecht, Belanda.
Dalam kaitan ini, Bupati Muba Dodi Reza mendapatkan undangan langsung secara resmi untuk kunjungan Rapat bersama ke Kantor IDH di Utrecht Belanda pada 22-24 Maret 2019.
Rapat bersama dengan Program Director IDH, Daan Wensing dan Senior Commodity Trade Specialist IDH, Willem Klaassens dalam rangka membahas rencana realisasi Verified Source Area (VSA) di Muba.
Selain itu, agenda metting yang dilakukan yakni diskusikan dengan Amsterdam Declaration tentang Muba sebagai Lumbung komoditas Sawit dan komoditas Karet yang berkelanjutan di Musi Banyuasin.
Tujuan metting ini tentunya peluang positif dimanfaatkan pak Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin sebagai ajang Promosi hasil Komoditas petani Sawit dan Karet Muba di Level UE, selain itu tujuannya juga tidak lain meyakinkan pihak luar tentang pembangunan berkelanjutan yang telah dilaksanakan di bumi serasan sekate.
“Bukan hanya itu, Bupati Dodi Reza juga mendapat kesempatan emas untuk metting bersama di Kantor IDH Global Belanda dikarenakan komitmen Pemkab Muba dalam membangun komoditas pertanian berkelanjutan di Musi Banyuasin serta berkolaborasi dengan yayasan IDH, untuk Inisiatif perdagangan berkelanjutan dalam membangun komoditas berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui uji coba kesiapan rantai pasokan berkelanjutan (VSA) yang berbasis wilayah Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan,” ungkap Kabag Humas Pemkab Muba, Herryandi Sinulingga AP.
Dikatakan Lingga, banyak yang sudah direalisasikan Bupati Muba Dodi Reza atas komitmennya terkait Inisiatif perdagangan berkelanjutan dalam membangun komoditas berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Ya, misalnya saja dengan realisasi peremajaan perkebunan sawit yang sudah dilakukan di ribuan hektar perkebunan milik petani swadaya mandiri, sejak tahun 2017 sampai tahun 2019 ini. Selain itu, program pengelolaan inti kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati atau biofuel dan akan menjadi energi terbarukan, sebagai upaya untuk menyiasati penekanan pengunaan energi fosil yang akan diterapkan di Kabupaten Musi Banyuasin dengan melakukan MoU bersama ITB,” terangnya.
Lingga menambahkan, dalam kesempatan undangan pihak IDH ke Belanda itu juga Bupati Muba Dodi Reza akan mengikuti rangkaian diskusi tentang pilot kesiapan wilayah sumber sempat dengan Tim IDH dan pertemuan dengan Deklarasi Unilever/ Amsterdam. Sekaligus berbicara dengan IDH ini bahwa untuk meyakinkan mereka bahwa kelapa sawit di Musi Banyuasin bukan sebagai komoditas penyebab deforestasi.
“Karena program kita berkelanjutan dengan Program Replanting sawit dan ini merupakan bentuk pembelaan sawit Indonesia di level UE,” tandasnya.
Sementara itu Kadin Perkebunan Muba, Iskandar Syahrianto MH menjelaskan, bahwa komitmen Muba dalam pelaksanaan juridiction sertification pada 2017 terhadap komoditas perkebunan dan berlanjut dengan pelaksanaan VSA menjadi perhatian beberapa pihak untuk pengembangan pembangunan perkebunan berkelanjutan terutama bagi IDH.
“Yang akan dibahas di Utrech adalah beberapa tindaklanjut atas pelaksanaan VSA di Muba yang hal ini diawali dengan pelaksanaan pendataan terhadap petani swadaya, penguatan/pembentuk kelembagaan petani, mendorong para pihak untuk melaksanakan hubungan kemitraan terhadap petani Mandiri swadaya, serta mendorong para buyer dalam membeli produk komoditas melihat asal usul/lacak atas yang dibelinya, ini bertujuan untuk meyakinkan tentang perkebunan yg sustanaible di Muba,”.
“Dan Pak Bupati dalam hal ini juga menjelaskan pada Rapat bersama dengan Program Director IDH, Daan Wensing dan Senior Commodity Trade Specialist IDH, Willem Klaassens upaya Pemkab Muba dalam Pengelolaan sawit Di Musi Banyuasin dan membela sawit Indonesia, bahwa pengembangan perkebunan sawit di Muba yang sustanaible dan bukan sebagai komoditas penyebab deforestasi,” ungkapnya.
Dijelaskannya, langkah VSA itu ada beberapa tahap, yang diawali dengan pendataan petani swadaya dan pembentukan kelembagaan.
“Yang di wilayah Lalan sudah di data 4000 ha, dan ini akan dilaksanakan peremajaan terhadap lahan tersebut, ini akan dilaksanakan juga di Kecamatan sasaran lainnya,” imbuhnya. (tri/rel)


