

PALI, SN
Sebanyak 64 orang dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BPPPA dan KB) Kabupaten Banyuasin ‘menyerbu’ Desa Jerambah Besi kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, sentra pembuatan dodol biji karet, Rabu (25/11).
Kedatangan rombongan tersebut guna ingin belajar bagaimana proses pembuatan dodol yang terbilang unik tersebut, karena salah satu bahan dasarnya dari biji karet.
Untuk di Kabupaten PALI sendiri, dodol biji karet telah ada sejak dua tahun belakangan. Hal itu dikatakan oleh inisiator pembuatan dodol biji karet, Maman Wahari, warga Desa Jerambah Besi.
“Dodol ini sudah dua tahun kami buat, dan malah telah pengakuan dan penghargaan tingkat Nasional ketika mengikuti pameran yang memperkenalkan hasil dan ciri khas dari kabupaten,” ujar Maman ketika dibincangi SN di sela-sela penjamuan rombongan BPPPA dan KB kabupaten Banyuasin.
Ditambahkannya, biji karet tersebut tidak hanya menjadi bahan pembuatan dodol, tapi juga bisa dijadikan olahan untuk pembuatan cemilan lain, seperti rempeyek, kripik, tempe, dan isi bakpia.
“Tidak hanya dodol kok, rempeyek, kripik, tempe, dan isi bakpia pun juga bisa dibuat dari biji karet asalkan biji karet tersebut sudah direndam dalam air garam selama tiga hari untuk menghilangkan racunnya. Bahkan rencananya, kami akan membuat permen susu biji karet, yang akan kerjasama dengan dinas terkait,” sambungnya.
Sementara itu, Drs. Lukman, MM kepala BPPPA dan KB Kabupaten Banyuasin mengatakan kedatangan rombongannya untuk mengetahui proses pembuatan dodol biji karet.
“Wilayah Banyuasin dan PALI kan tidak jauh beda, banyak kebun karet, oleh karena itulah kenapa tidak kita coba mengolah biji karet yang ternyata di Kabupaten PALI ini sudah memulainya,” tutur Lukman.
Ia mengatakan, sepulang dari Bumi Serepat Serasan, pihaknya akan langsung mempraktekkan pembuatan dodol yang terbuat dari biji karet tersebut.
“Di kabupaten Banyuasin sendiri, biji karet itu tidak berharga dan sangat mudah menemukannya. Maka kami sepulang dari sini akan langsung mencoba membuatnya. Setelah itu barulah kita laporkan ke bupati Banyuasin,” ujarnya.
Pria berkaca mata ini berjanji akan mendorong UPPKS di Banyuasin untuk gencar memanfaatkan biji karet.
“Saya akan mendorong UPPKS yang ada di Banyuasin untuk gencar memanfaatkan barang yang awalnya tidak berharga menjadi barang yang bernilai tinggi,” tutupnya. (ans)



Ada nmr wa yg bisa d hubungi pak ,, untuk berkomunikasi lbh lanjut