Dorong Pembangunan Pabrik Ban di Sumsel

Nopran Marjani.
Nopran Marjani.

Palembang, KoranSN

Anjloknya harga jual getah karet secara nasional termasuk di Sumsel diakui berdampak terhadap turunnya pendapatan asli daerah (PAD). Pemerintah diharap segera memperbaiki hal itu, dengan segera menarik investor untuk membangun pabrik berbahan baku karet di Sumsel.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua DPRD Sumsel Nopran Marjani, Rabu (23/3/2016).

Menurut Nopran, anjloknya harga karet, menjadi permasalahan nasional. Sudah saatnya pemerintah pusat maupun daerah melakukan hilirisasi, misalnya dengan membuat pabrik ban atau pabrik lainnya yang berbahan baku karet. Dengan demikian, ekspor karet Indonesia sudah berbentuk produk, bukan bahan mentah.

“Ini sebenarnya kebijakan nasional, selama ini kan kita ekspor karet masih dalam bentuk mentah, dan itu menyesuaikan dengan harga luar. Sekarang ini, harusnya pemerintah memberikan solusi, misalnya dengan membangun pabrik ban yang bahan bakunya karet, jika itu dilakukan, harga karet bisa dikendalikan,” ujar Nopran.

Baca Juga :   Setelah Jabar, Giliran Jatim Minta Disuplai Oksigen dari Sumsel

Menurut Nopran, selain mengikuti harga pasar dunia, turunnya harga karet di Indonesia, termasuk di Sumsel juga dipengaruhi dengan buruknya kualitas karet yang ada.

Ketua DPRD Sumsel HM Giri Ramanda N Kiemas menambahkan, dampak dari anjloknya harga karet sangat terlihat terutama di sektor pembayaran pajak kendaraan atau pajak kendaraan baru.

“Turunnya harga karet ini, berdampak pada kemauan masyarakat untuk membeli kendaraan baru. Tapi, kita terus mendorong pemerintah untuk mengejar pendapatan dari pajak rutin kendaraan,” ungkap Politisi PDI Perjuangan ini.

Sementara itu, Pemprov Sumsel membentuk program khusus bersama bupati dan walikota se Sumsel, untuk mendongkrak harga jual getah karet.

“Program khusus ini ada yang jangka pendek dan ada juga jangka panjang. Karena berdasarkan perhitungan, penghasilan petani di Sumsel itu per bulannya hanya Rp 270 ribu jauh di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumsel yang mencapai Rp 2.236.000. Ini sudah masuk kategori miskin,” kata Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, belum lama ini.

Baca Juga :   PDIP Minimal Ajukan Wabup di Pilkada Muba, Demokrat Usung Dodi Reza

Adapun upaya yang dilakukan Pemprov Sumsel melalui program jangka pendeknya, yaitu, melalui Beras Miskin (Raskin) yang harus diatur ulang lagi peruntukkannya, sebab telah diatur oleh para Bupati dan Walikota. Kemudian, membantu kehidupan sosial seperti memastikan program sekolah gratis serta berobat gratis untuk anak-anak petani karet.

“Pastikan kalau mereka sakit, berobat tidak bayar. Untuk jangka panjang, bagaimana menaikkan harga karet yakni penjualan karet dilakukan secara berkelompok. Dengan demikian, kemungkinan harga karet bisa naik menjadi Rp 7.000, kalau kelompok petani ini menjual karet langsung ke pabrik harganya malah bisa lebih tinggi lagi,” paparnya. (awj/wik)





Publisher : Anton Wijaya

Lihat Juga

Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Fokuskan Penanganan Karhutla

Palembang, KoranSN Setelah dilantik oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian di Gedung Sasana …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!