

Lubuklinggau, KoranSN
Drs Djonny anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Lubuklinggau Daerah Pemilihan (Dapil) IV Kecamatan Lubuklinggau Timur I dan Kecamatan Lubuklinggau Timur II menggelar reses perorangan guna menyerap secara langsung aspirasi masyarakat.
“Dengan dilaksanakannnya reses perorangan ini, saya merasa bisa lebih dekat dengan masyarakat dan bisa menjalin hubungan siraturahmi dengan baik,” ujarnya saat reses yang dipusatkan di Kelurahan Wira Karya Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Selasa (19/3/2019).
Menurut Kenyong, sapaan akrab politisi besutan Partai Golkar ini, reses perorangan yang biasanya dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun, intinya untuk menyerap aspirasi masyarakat merasa lebih fokus dan lebih efektif dalam melakukan reses.
“Reses perorangan ini lebih efektif dan bisa bertatap muka langsung dengan pemilih sekaligus menyerap apa yang diusulkan masyarakat. Semoga saja hasil dari reses ini nanti bisa bermanfaat bagi pembangunan di dua Kecamatan ini,” ujarnya.
Pantauan di lapangan, dalam resesnya kali ini, Drs Djonny banyak mendapat pujian dan masyarakat yang merasa puas atas terwakilkan dirinya sebagai perwakilan masyarakat di DPRD. Dirinya juga tak lepas dari kritikan warga saat beberapa usulan yang disampaikan belum terealisasi semuannya.
Pada sesi tanya jawab, Amrullah, Ketua RT 08 Kelurahan Wira Karya mengusulkan kembali untuk meninggikan pembangunan talud yang sudah ada, karena masih terjadi banjir akibat air meluap melebihi ketinggian talud.
Selain itu, ia juga mengusulkan kembali beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan tahun lalu untuk dilakukan peningkatan kembali agar lebih baik karena mengalami kerusakan.
Sementara Riki Suharyono warga Kelurahan Mesat menanyakan kepada Drs Djonny perihal usulan masyarakat Mesat yang belum terealisasi semuanya dan mengucapkan terimakasih atas beberapa usulan yang telah terpenuhi.
“Tolong Pak Dewan, lampu jalan banyak yang tidak menyala lagi, agar segera diperbaiki agar dapat di hidupkan kembali untuk mencegah terjadinya kecelakaan agar tidak jatuh korban lagi, karena pada waktu malam hari sangat gelap,” usulnya.
Kembali dijelaskan Drs Djonny, dengan bertatap muka saat reses maka ia dapat mengetahui secara jelas keluhan warga. Sehingga pada pembangunan kedepan usulan yang dianggap mendesak dapat menjadi prioritas.
Tidak hanya itu, ia juga dapat menjelaskan penyebab tidak terealisasinya beberapa usulan masyarakat. Contohnya, ada usulan setelah dilakukan peninjauan, ada masyarakat yang tidak setuju jika itu dibangun. Sedangkan untuk lampu jalan yang tidak menyala, terkadang kalau menunggu perbaikan dari instansi terkait agak lama maka terkadang mereka lupa.
“Kalau hanya lampunya yang rusak, bisa pakai uang saya sendiri, namun saat barangnya disediakan, tidak ada tenaga teknis yang memasangnya. Tetapi kalau tiang lampunya yang tidak ada, terpaksa kita usulkan kepada Perkim,” selorohnya sembari tersenyum. (rif)


