

Palembang, SN
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel terus mengenjot pengembangan wisata di Sumsel. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, Irene Camelyn Sinaga usai rapat tindaklanjut Fokus Group Discussion (FGD) Pariwisata, di ruang rapat setda Sumsel, Rabu (27/1)
“Ditahun 2016 ini kami akan menggarap Kampung Al-Munawar di 13 Ulu karena merupakan salah satu jalur wisata sungai di Sumsel,” katanya.
Dijelaskannya, sektor pariwisata merupakan sektor yang harus dijadikan lini utama karena sangat berpengaruh terhadap sektor lainnya. Karena itu, perlu adanya gotong royong dalam pengembangan pariwisata di Sumsel. “Dengan dijadikannya lini utama maka sektor lain harus mendukung pariwisata agar jadi terdepan,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Irene, pihaknya fokus destinasi wisata Sungai Musi, dan Ekspedisi Jalur Cheng ho. Untuk wisata Sungai sendiri nantinya ada 5 zona yakni 1 Ulu, 13 Ulu, 10 Ulu, Kampung Kapitan, 3-4 Ilir. Dirinya berharap kedepan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara di Sumsel meningkat.
“Rapat yang dilakukan ini untuk mempertajam kembali pengembangan wisata di Sumsel,” ujarnya.
Sebelumnya, Sektor kepariwisataan di Sumsel bakalan semakin diseriusi dalam penggarapannya. Di tahun ini, Pemerintah Provinsi melalui dinas kebudayaan dan pariwisata Sumsel menggodok peraturan daerah atau perda kepariwisataan.
“Ini kami akan menyusun raperda tentang kepariwisataan di Sumsel. Nantinya para travel agen wajib menjual imbau atau lokasi wisata di Sumsel,” kata Plt Kadisbudpar Sumsel, Irene Camelyn Sinaga.
Aplikasinya nanti, dinas pariwisata akan berperan aktif dalam menyiapkan paket lokasi wisata di seluruh kabupaten dan kota di Sumsel. Paket tersebut, akan dikoordinasikan dengan pihak pemerintah kabupaten atau kota serta pihak swasta, dalam hal ini travel agen.
Wisata akan menjadi andalan bagi Sumsel dalam membangun daerah, mengingat banyak objek wisata yang ada belum digarap secara maksimal. “Kalau ekonomi, sisi komoditas melemah, tapi wisata tetap jalan terus. Para wisatawan tetap berdatangan dan melakukan perjalanan wisata,” jelas Irene.
Salah satu yang utama, program dalam waktu dekat, menjadikan Sungai Musi sebagai ikon sungai di Indonesia. Menurut Irene, kementerian (pariwisata,red) sudah meminta ini, karena Kapuas tak seindah Musi, dan Indonesia belum mempunyai ikon sungai, mudah-mudahan ada di Palembang.
Untuk master plan pengembangan Sungai Musi, diakuinya sudah ada sejak 2009 lalu, dan ini perlu ada percepatan dalam realisasinya. “Perencanaan sudah selesai dari 2009 lalu, DED- nya yang tahun ini dibuat untuk penataan sepanjang Sungai Musi. Kerjasamanya agar para camat dan lurah di sepanjang Sungai Musi berperan, utamanya kebersihan,” tandasnya. (wik)


