Empat Warga PALI Ikut Jadi Korban Lion Air JT 610





Anang Amir saat menunjukkan foto Candra. (Foto-Anas/KoranSN)

PALI, KoranSN

Tragedi jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 di sekitar Blok Offshore North West Java (ONWJ), Tanjung Karawang, Senin (29/10/2018) dengan rute Bandar Udara Soekarno Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang ternyata menimbulkan duka yang mendalam bagi kabupaten PALI, terkhusus keluarga Anang Amir (61) warga kelurahan Pasar Bhayangkara kecamatan Talang Ubi kabupaten PALI yang diketahui, anak dan menantunya termasuk salah satu korban dari tragedi jatuhnya pesawat Lion Air tersebut.

Tampak foto pernikahan Candra dan Cici.

Adalah Candra Kirana (29) dan sang Istri Cici Ariska (28) yang merupakan anak dan menantu dari Anang Amir. Diinformasikan, bahwa Candra dan Cici termasuk penumpang pesawat Lion Air dengan nomor seat 27 A dan 27 B. Ternyata, tidak hanya Candra dan Cici yang menjadi korban tragedi jatuhnya pesawat yang berasal dari PALI, warga PALI yang lain yaitu Dadang (27) dan Asep Saripudin (19) ikut menjadi korban. Bahkan, diketahui Asep dan Dadang merupakan tetangga dan rekan kerja dari Candra.

Anang Amir, saat dijumpai di kediamannya mengaku sangat terpukul mendengar kabar tersebut. Ia menceritakan bahwa Candra merupakan pengantin baru yang usia pernikahannya baru enam bulan.

Baca Juga :   Belum Ada Penetapan Tersangka, Kejati Tegaskan Penyidikan Dugaan Korupsi Tol OKI Terus Berlanjut

Dirinya tidak memiliki firasat sebelumnya atas kejadian tersebut. “Aku dapat informasi itu dari adeknyo Candra, yaitu Bayu Saputra sekitar jam 1/2 7 pagi. Terus setelah dapat informasi dari dio, langsung nonton televisi dan menonton berita dari TV,” ungkap Anang Amir.

Dia berharap, anak dan menantunya serta korban yang segera ditemukan. “Semoga selamat, dan segera ditemukan,” pungkas Anang Amir yang terlihat tidak bisa menahan rasa sedihnya setelah mengetahui informasi itu.

Asep Saripudin.

Terpisah, Kaini (54) ibu dari Asep Saripudin hanya bisa pasrah dan berharap ada mukjizat dari Allah SWT sehingga anaknya bisa ditemukan dalam keadaan selamat.

“Seminggu yang lewat pernah menghubungi Asep via telpon, ngomongin kalau Dio (Asep, red) melok Candra ke Bali ado gawean. Di ujung telpon, Dio berjanji nak bawain oleh-oleh untuk ibu, untuk keponakan-keponakannya dan keluargo. Tapi pagi tadi, kami dapat informasi dari keluarga Candra, langsung bae aku lemes raso dak percayo,” cerita Kaini kepada SN.

Kaini mengaku, bahwa si Asep merupakan pribadi yang penuh humor dan sering bercanda. “Ado raso dak enak awalnya. Ternyata inilah pertando itu, kami berharap semoga selamat dan cepat ditemukan,” pintanya.

Baca Juga :   Anggota Polres OKU Timur Gugur Saat Tugas

Diketahui Asep merupakan anak bungsu dari lima bersaudara, buah hati pasangan Kaini dan Kusnaidi (54). Nur Aisyah (32) kakak perempuan dari Asep sejak kejadian pagi tadi hingga sekarang tidak bisa menghubungi adiknya.

Idak tangis juga menyelimuti keluarga Dadang. Ditemui di rumah Susilawati (38) yang tak lain merupakan kakak perempuan dari Dadang mengaku bahwa Dadang sudah enam tahun menetap di Pulau Bangka, bersama ibunya. “Dio yu begawe melok Candra itulah. Untuk komunikasi termasuk jarang, tapi sekitar tigo minggu yang lalu aku pernah main ke Pangkal Pinang dan bertemu samo dio,” ungkapnya.

Diceritakannya bahwa Dadang merupakan anak ke-8 dari sembilan bersaudara, lahir dan besar di Pendopo kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI.

“Semoga bae selamat pak dan cepat ketemu, kami sudah pasrahkan Samo Yang Maha Kuasa,” tutupnya. (ans)









Publisher : Apriandi

Lihat Juga

Suasana sidang Hak Perintahkan Dua Hakim Agung Hadir Sebagai Saksi

Jakarta, KoranSN Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Pengadilan Negeri Bandung memerintahkan dua …

error: Content is protected !!