
TERINGAT sekitar tahun 1993-1997, di kaki Bukit Serelo Lahat ada sekolah khusus gajah. Banyak wisatawan dan pengunjung yang datang untuk melihat hewan bertubuh besar dengan banyak keahlian. Tetapi setelah berganti kepemimpinan, tak tahu apa kabar aset berharga tersebut.
Kemudian di era kini, membaca tulisan perjalanan teman karib saya, ternyata ada gajah yang melahirkan di Suaka Margasatwa Padang Sugihan Sebokor, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, sangat mengejutkan saya.
Ini peristiwa luar biasa, tetapi sepertinya dianggap biasa-biasa saja oleh pengambil kebijakan disini. Padahal kalau di luar negeri, kisah atau peristiwa melahirkan hewan akan menjadi bahan publikasi yang menarik. Orang akan berbondong-bondong mengunjungi untuk sekedar melihatnya.
Padahal inilah kekuatan wisata di Sumsel. Inilah cirikhas Bumi Sriwijaya yang masih terkenal keasriannya, faunanya dan semua yang berbau alam. Mengapa ini tak dijadikan jualan wisata? Untuk diketahui gajah yang dilatih di Padang Sugihan kini sebanyak 29 ekor.
Banyak orang selama ini menggencarkan wisata, tetapi jarang membuat paket wisata yang menarik. Tak mungkin hanya mengandalkan wisata Sungai Musi terus, harus dibuat sebuah kesinambungan dengan wisata yang lain.
Keberadaan Pusat Latihan Gajah Padang Sugihan di Suaka Margasatwa Padang Sugihan Sebokor, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, baru diketahui sebagian besar masyarakat Sumatera Selatan. Ini pun terungkap setelah adanya kunjungan sejumlah pejabat BP REDD+ ke lokasi tersebut. Padahal wilayah pesisir timur Sumatera Selatan sejak dahulu dikenal sebagai wilayah gajah Sumatera.
Untuk diketahui Pulau Bali dan daerah-daerah yang tak punya habitat gajah, dengan sengaja mendatangkan gajah sumatera untuk dijadikan aksi dan tontonan wisata yang baik. Lah kita di daerah yang banyak gajah, harus melakukan yang lebih lagi.
Wisata alam sangat menarik, ketimbang wisata buatan. Inilah kekuatan Sumsel, jangan dilupakan. (***)


