
Selama Ramadan, gelandangan dan pengemis (gepeng) mulai kembali marak beroperasi di beberapa titik dalam Kota Lahat. Suasana ini banyak dimanfaatkan oleh gepeng untuk mengais rezeki dengan meminta-minta uang receh, sehingga kondisi ini sedikit merusak pemandangan mata bagi para pengunjung.
Pantauan di lapangan, Rabu (24/6) tampak beragam modus yang dilakukan oleh gepeng untuk menarik simpati masyarakat Lahat demi mendapatkan uang. Ada yang melakukannya dengan menggendong bayi sambil berkeliling meminta sedekah. Selain itu, ada juga yang duduk diam ditepi jalan seolah yang bersangkutan mengalami cacat fisik. Bahkan ada juga yang menggunakan jasa anak bawah umur demi mendapatkan pundi-pundi uang mereka. Kondisi ini, membuat kekhawatiran masyarakat Lahat, yang mana seolah-olah kota ini menjadi sentral para gepeng mencari makan. Fenomena ini terjadi sejak beberapa minggu lalu saat jelang pelaksananan puasa.
Sejumlah warga Kota Lahat mengungkapkan rasa kesal mereka terhadap banyaknya gepeng yang datang meminta sedekah. Lebih menjengkelkan warga, ada diantara gepeng ini yang nekat untuk tidak pergi bila belum diberi sedekah sebagaimana mereka harapkan. ‘’Kadang kesal juga, pagi-pagi sudah ada yang minta sedekah terpaksa kita kasih. Beberapa jam kemudian ada lagi yang datang meminta hal yang sama, mereka tidak mau pergi kalau belum kita kasih sedekah,’’ ungkap Wahab (28), warga Lahat.
Dikatakan Wahab, dalam sehari terkadang gepeng yang datang mencapai empat orang, dengan beragam alasan untuk meminta sedekah. Umumnya gepeng yang datang bukanlah penduduk asli Kabupaten Lahat. Terbukti setiap kali diajak berdialog dengan menggunakan bahasa asli Lahat, mereka sama sekali tidak bisa.
“Dari bahasa yang mereka gunakan, nampaknya mereka bukanlah orang Lahat, melainkan orang luar daerah yang sengaja datang kemari, lalu setelah dapat rezeki kembali pulang ke tempat asal mereka,’’ ungkap Wahab, seraya berharap agar pemerintah bisa bertindak cepat menertibkan para gepeng tersebut.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab), melalui Kepala Dinas Sosial (Kadinkessos) Lahat, Drs H Harinus MM disampaikan Kabid Pengendalian dan Pelayanan Rehabilitasi Sosial (PPRS), Eli Aprianti SH tak menampik kondisi tersebut,
Menurut Eli, gepeng yang banyak berkeliaran di Kota Lahat merupakan muka-muka baru semua, dimana mereka berasal dari luar Kabupaten Lahat. “Kebanyakan dari mereka adalah muka baru, yang bukan asli orang Kabupaten Lahat,”ungkapnya.
Dikatakannya, sudah beberapa kali pihak Dinsos melakukan penangkapan terhadap gepeng, dan hal tersebut sudah mereka kembalikan kepada pihak keluarganya. Namun selang beberapa hari, gepeng tersebut kembali melakukan aktifitasnya dijalan dengan meminta-minta kembali.
“Kita sudah berulang kali melakukan penangkapan terhadap gepeng, dimana dalam gepeng yang ditangkap tersebut lalu kita berikan arahan dan pembinaan serta kita kembalikan kepada keluarganya, namun hal ini masih saja sulit, karena selang beberapa hari, mereka kembali lagi kejalan,” katanya.
Bahkan, kendala utama lainnya adalah, Kabupaten Lahat belum memiliki tempat rehabilitasi atau penampungan terhadap gepeng dan anjal. “Itu kendala kita selama ini, yakni Lahat belum mempunyai tempat penampungan bagi gepeng dan anjal. Namun kita tetap saling berkoordinasi dengan Sat Pol PP jika melakukan razia terhadap gepeng maupun anjal,” pungkasnya. (fiz)


