


Selain membaca momentum dan membaca potensi diri, hal yang tak kalah penting harus dilakukan adalah menghitung kemampuan serta bisa membaca peluang pasar.
“Kita ini kebanyakan lihat orang ramai jualan sesuatu atau bisnis sesuatu jadi ikut-ikutan. Padahal jelas-jelas karena sudah banyak orang menjalankan bisnis itu ya peluangnya menjadi kecil,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Herman Deru juga menghimbau agar para pemangku kebijakan dapat menyentuh apa-apa saja hal yang dibutuhkan para entrepreneur muda. Bukan sebatas permodalan semata, namun juga pembinaan dan yang tak kalah penting adalah membukakan peluang pasar.
“Setelah potensinya kita ketahui, maka kita latih dengan workshop selanjutnya adalah membuka peluang pasar. Ini tugas pemangku kebijakan untuk selanjutnya diawasi,” jelas Herman Deru
Dihadapan para wirausaha muda tersebut Herman Deru bahkan sedikit bernostalgia. Menurutnya, menjadi pengusaha menjadi pilihannya karena dapat memberikan kebebasan yang hakiki.
“Saya dulu PNS termuda. Dengan pendapatan yang lumayan. Namun saya merasa tidak merdeka karena ada hierarki yang harus saya taati. Makanya saya akhirnya memilih keputusan terbesar untuk berhenti. Ada pertentangan yang kuat waktu itu” jelasnya. HALAMAN SELANJUTNYA>>

