



Lahat, SN
Sejumlah wali murid di SMAN 2 Lahat mengeluhkan mahalnya harga buku pelajaran yang dijual koperasi di sekolah tersebut. Hal ini jelas membuat wali murid yang kurang mampu menjerit, lantaran sulit membayar pembelian buku yang harganya hingga jutaan rupiah itu. Anehnya lagi, kwitansi pembelian buku itu diminta lagi oleh pihak sekolah.
Menurut G, seorang wali murid. Kendati dirinya mampu membayar pembelian buku pelajaran yang dianjurkan oleh sekolah. Namun dirinya sangat prihatin dengan kondisi orang tua siswa yang kurang mampu.
”Seperti anak tukang ojek, anak tukang becak dan masih banyak lagi wali murid yang tidak mampu. Kalau kita sih nggak masalah”, katanya, sembari memperlihatkan 15 jenis buku pelajaran yang dibeli anaknya.
Dikonfirmasi sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Kepala SMAN 2 Lahat, Tri Turmadi SPd, Kamis (13/8) tidak membantah bahwa pihak sekolah yang dipimpinnya berdagang buku. Hanya saja, dikatakan Tri. Untuk pengelolaannya dijalankan oleh pihak koperasi sekolah.
”Memang benar, bagi siswa yang ingin membeli buku pelajaran. Silahkan beli dikoperasi sekolah,” aku Tri.
Ditanya tentang ada atau tidaknya unsur pemaksaan terhadap siswa dalam pembelian buku itu, Tri pun membantah. Bahkan disebutkannya, bahwa siswa yang tidak mampu membayar sekaligus, bisa diangsur hingga selama satu tahun.
”Kita tidak minta bayar sekaligus kok, tapi bisa diangsur selama setahun. Malah bagi yang tidak mampu beli, kita anjurkan untuk foto copy saja bukunya,” terang Tri lagi.
Terpisah, keterangan Tri ini, disangkal Din, seorang warga Lahat, yang kebetulan sangat prihatin dengan keluhan wali murid yang tidak mampu membeli buku.
”Bagaimana dibilang nggak ada unsur pemaksaan. Toh kalau tidak beli buku itu, secara otomatis para siswa tidak bisa ikut belajar. Terus bagaimana dengan penggunaan dana BOS yang katanya untuk menunjang perbaikan sistem belajar mengajar disekolah itu,” tandas Din. (fiz)

