
Palembang, SN
Menjelang lebaran, Sembilan Bahan Pokok (Sembako) terutama daging sapi rentan dipermainkan harganya oleh spekulan. Pasalnya saat ini ketersediaan pasokan daging sapi di Kota Palembang masih bergantung dari kiriman luar Palembang.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), Syahrul Hefni mengatakan, saat ini ketersediaan pasokan daging sapi di Kota Palembang masih bergantung dari kiriman luar daerah seperti Lampung mengingat Kota Palembang belum menjadi penghasil sapi. Hal tersebut terkadang dimanfaatkan oleh para spekulan dalam permainan distribusi barang.
“Dengan adanya permainan distribusi oleh spekulan berpengaruh terhadap ketersediaan, padahal kebutuhan menjelang lebaran dua kali lipat dibandingkan hari biasa, akibatnya berpengaruh pada harga,” katanya, Senin (29/6).
Namun, sambung Syahrul Hefni, pihaknya akan selalu mengawasi kemungkinan adanya praktik permainan harga tersebut, karena jika distribusi dijaga dan dipenuhi maka akan sulit spekulan untuk bermain harga . Saat ini permintaan daging sapi di Kota Palembang per harinya mencapai 40 ekor, sedangkan menjelang lebaran ini permintaan daging tersebut meningkat menjadi dua kali lipat sehingga menjadi 80 ekor perhari.
“Kami pastikan stock daging sapi ini akan aman menjelang lebaran nanti,” tegasnya.
Terkait sanksi, Syahrul tidak mau menjawab dengan gamblang soal penindakan dari Pemerintah Kota Palembang. Hanya saja hasil temuan dari upaya mengawasan akan tetep pihaknya laporkan ke pihak yang berwewenang agar stabilitas harga tetap terjaga.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Selatan (Sumsel) Ponco Wibowo mengatakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel juga akan mengawasi harga dan distribusi barang terutama menjelang lebaran ini. Namun pihaknya tidak dapat mengambil tindakan jika memang hal tersebut terjadi.
“Kami hanya bagian dari TPID dan ikut mengawasi pergerakan harga, namun biasanya hasil evaluasi ini dilaporkan ke pihak terkait seperti Pemda setempat,” katanya.
Menjelang lebaran ini, sambung Ponco, pihaknya memprediksi akan terjadi kenaikan, namun kenaikan tersebut masih dalam kondisi sewajarnya. “Kenaikan ini terjadi di bulan Juni menjelang puasa, kemudian di bulan Juli menjelang lebaran,” terangnya.
Dirinya menambahkan, kenaikan harga di bulan Ramadhan ini kebanyakan dari sektor makanan volatile food seperti cabe dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kenaikan jelang lebaran nantinya dari sektor daging, telor dan beberapa bahan pokok lainnya.
“Jelang lebaran nanti kami juga berencana mengadakan operasi pasar serta mengadakan pasar murah untuk meminimalisir kenaikan harga yang cukup tinggi,” pungkasnya. (wik)


