


“Ada gairah buat ‘tampil’ saat mau ketemu teman secara langsung. Tapi Zoom atau vcall mau enggak mau jadi pilihan paling rasional buat komunikasi sekarang. Butuh lebih terbiasa lagi mungkin ya,” ungkap dia.
Berkaca dari hal ini, menurut Ika, ada berbagai aspek hal yang sebenarnya tak dapat tergantikan dengan teknologi, salah satunya membaca bahasa tubuh lawan bicara. Bagi sebagian orang, bisa membaca bahasa tubuh lawan bicara membuatnya bisa merespon lebih baik.
Di sisi lain, interaksi tatap muka apalagi di sebuah tempat yang menyenangkan dapat mempengaruhi kondisi psikologis Anda. Latar tempat berbeda misalnya dari semula di kantor, menjadi kafe favorit sembari bertemu teman bisa membuat perbedaan pada suasana hati Anda.
“Sedangkan kalau online enggak bisa. Misalkan kita di Zoom meeting sama bos, keselnya minta ampun. Ketemu teman di Zoom juga, di meja yang sama. Itu mempengaruhi ke kondisi psikologis kita,”kata Ika yang aktif sebagai associate di Yayasan Pulih dan berpraktik di RS Pluit Jakarta Utara serta Psycoach Integra Cikini itu. HALAMAN SELANJUTNYA>>


