Suara Nusantara Berkarya Untuk Negeri
MUSIM penghujan dengan intensitas yang tinggi telah tiba. Tiba-tiba hujan dapat turun dengan derasnya seharian, tetapi terkadang cuasa keesokannya harinya dapat panas.
Di Sumsel sendiri hujan turun dengan deras hampir di semua daerah, bahkan ada beberapa daerah yang sudah tergenang banjir, tanah longsor, kondisi tak menyenangkan lainnya. Di PALI bahkan ada satu daerah yang sudah sebulan tergenang air. Di Palembang sendiri, huja sedikit banyak daerah yang banjir dan tergenang.
Dengan kondisi hujan yang makin sering turun ini, semua harus mengantisipasinya dan harus waspada. Selama musim hujan, penyakit juga mudah datang dan menular.
Untuk diketahui saat ini cuaca makin ekstrim, dimana-mana terjadi bencana alam yang diakibatkan turunnnya hujan yang sangat deras dan di luar dugaan manusia.
Hujan yang mengguyur dengan deras ini harus jatuh ke bumi yang sudah dirusak manusia. Akibatnya bisa dilihat, banjir bandang dimana-mana, tanah longsor, lahan pertanian dan perkebunan menjadi rusak, sistem transportasi menjadi terganggu, bahkan mengakibatkan kecelakaan.
Di Pagaralam, kerap hujan merusak sawah dan perkebunan. Bila demikian kejadiannya, rakyat hanya bisa pasrah.
Begitu banyak kerusakan dan kerugian akibat cuaca yang tak menentu ini. Tentu saja cuaca ekstrim ini merupakan tanda wilayah Indonesia telah memasuki musim pancaroba. Nah kondisi ini juga harus membuat kita semua waspada, karena serangan penyakit akan menjadi lebih banyak.
Kita ketahui aktivitas manusia sebagai penyebab meningkatnya suhu global yang memicu perubahan iklim, ditandai dengan perubahan pola curah hujan, cuaca lebih ekstrem, naiknya air laut, bencana kekeringan, badai, banjir, gelombang panas dan kebakaran hutan secara luas. Untuk itu upaya untuk memperbaiki kondisi ini sebenarnya ada di manusia itu sendiri, agar bisa nyaman hidup di bumi.
Tetapi untuk kondisi sekarang semuanya harus bertahan. Paling tidak tiap orang harus menjaga lingkungannya masing-masing dan meningkatkan swakarsa di lingkungan masing-masing. (Agus Harizal)
