

Palembang, KoranSN
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumsel menolak bertanggung jawab terhadap hasil tes pemeriksaan Bupati Ogan Ilir (OI) Ahmad Wasir Nofiadi saat maju pada Pilkada OI, Desember lalu. IDI beralasan hasil tes kesehatan menjadi tanggung jawab penuh tim pemeriksa kesehatan Rumah Sakit Moehammad Hoesin (RSMH).
Hal ini diungkapkan Ketua IDI Sumsel dr Rizal Sanif SpOG didampingi Sekretaris IDI Sumsel dr Irfannuddin saat memberikan keterangan pers, Selasa (15/3/2016).
“Secara tekhnis, saya tidak tahu apa saja yang diperiksa karena itu domain pemeriksa kesehatan, tetapi yang pasti hasilnya saat itu, AW Nofiadi dinyatakan bersih dan layak oleh tim pemeriksa kesehatan RSMH, kemudian hasilnya langsung kita kirimkan ke IDI cabang, 7 kabupaten yang menyelenggarakan Pilkada waktu itu,” beber Rizal.
Rizal berkilah, IDI hanya perantara, tetapi yang berwenang melakukan pemeriksaan adalah tim pemeriksa kesehatan RSMH. “IDI Hanya menerima hasilnya saja, yang memeriksa tim pemeriksa kesehatan RSMH,” ujarnya.
Rizal menjelaskan kronologis pemeriksaan kesehatan hingga dilakukan di RSMH, berawal dari undang-undang yang mengatur untuk memeriksa kesehatan calon bupati/wakil bupati harus dilakukan lembaga profesi, oleh karena itu KPU bekerjasama dengan IDI.
Namun, karena peralatan pemeriksaan kesehatan yang dimiliki IDI di daerah terbatas dan tidak memenuhi standar pemeriksaan calon, maka pemeriksaan diserahkan ke RSMH yang memiliki peralatan pemeriksaan kesehatan memadai.
“Pemeriksaan itu ada standarnya, semestinya pemeriksaan kesehatan dilakukan di IDI cabang di masing-masing kabupaten yang menyelenggarakan Pilkada, tapi karena tidak memungkinkan, maka IDI wilayah mengkoordinir pemeriksaan itu, dan menyerahkan pemeriksaan ke RSMH, karena perlengkapan di RSMH sudah terakreditasi dan rumah sakit pusat tipe A,” bebernya.
Sementara, Sekretaris IDI Sumsel dr Irfannuddin menambahkan, pihaknya sangat mendukung pengusutan hasil tes kesehatan yang rencananya akan dilakukan oleh BNN.
“Silahkan, kalau BNN akan periksa, kita akan bantu. Nanti kita akan antarkan BNN ke rumah sakit. Di RSMH pasti ada rekapnya di tim pemeriksa,” bebernya.
Untuk dugaan kemungkinan rekayasa yang diyakini oleh Kepala BNN Komjend Budi Waseso? Irfannuddin percaya rekan-rekannya di RSMH masih menjunjung tinggi etika profesi.
“Kita menjunjung tinggi profesi kita, kita juga percaya teman-teman profesi kita melakukan tugas sebaik mungkin,” katanya.
Terpisah, Direktur Medik dan Keperawatan RSMH, dr Alsen Arlan memastikan pihaknya sudah bekerja dengan benar dan tidak diintervensi oleh siapapun, bahkan keputusan hasil tes pemeriksaan dilakukan melalui rapat pleno.
“Pemeriksaan dilakukan di laboratorium yang terakreditasi dan dengan pengawasan yang sangat ketat. Saat diambil urine pasangan calon masuk kekamar mandi, dan mereka di jaga perawat. Setelah urinenya sudah berada dalam botol yang disediakan, botol tersebut diambil perawat yang menjaga dan langsung dibawa ke lab yang lokasinya didepan toilet,” beber Alsen. (awj)


