



Kayuagung, KoranSN
Keahlian merakit senjata api rakitan (Senpira) yang dimiliki sejumlah warga Desa Sungai Ceper Kecamatan Sungai Menang Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) sebenarnya bukanlah kebanggaan mereka.
Warga terpaksa melakukan pelanggaran hukum ini karena desakan kebutuhan ekonomi akibat lahan berpotensi tak bisa digarap maksimal karena belum adanya akses menuju lokasi. Wargapun sangat berharap pemerintah membangun jalan darat agar mereka bisa memanfaatkan lahan kosong di sana.
Harapan yang diinginkan sejak puluhan tahun lalu ini telah mendekati realisasi. Melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-101, para prajurit siap membantu pemerintah daerah membangun jalan darat di Desa Sungai Ceper yang tujuannya meningatkan kesejahteraan warga setempat.
Dandim 0402 OKI/OI Letkol Inf Seprianizar SSos didampingi Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 0402 OKI/OI Kapten Marsito kemarin mengatakan, TMMD ke-101 tahun 2018 akan dilaksanakan di Desa Sungai Ceper. Penentuan Sungai Ceper sudah digagas penjabat Dandim sebelumnya di awal tahun 2017.
“TMMD diselenggarakan pada 28 Maret hingga sebulan ke depannya. Kami sudah meninjau Sungai Ceper bulan lalu untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat di sana,”terang Dandim sembari mengatakan warga sangat antusias menyambut kedatangan aparat negara berbaju hijau loreng yang dekat dengan masyarakat ini.
Diuraikan Pasiter Kodim 0402 OKI/OI, TMMD bukan saja berfokus pada pembangunan infrastruktur jalan yang menggunakan APBD OKI tahun ini. Namun semua stakeholder yang dilibatkan akan merealisasikan program kerja masing-masing di Sungai Ceper. Bahkan Pangdam II/SWJ dijadwalkan akan melihat pelaksanaan TMMD di Sungai Ceper.
Adapun stakeholder serta programnya yakni Dinas PU dan Penataaan Ruang OKI yang membangun jalan, BKKBN OKI mensosialisasikan program Keluarga Berencana. Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura OKI membuka lahan persawahan baru, Dinas Kehutanan OKI mensosialisasikan larangan penebangan liar.
“Dinkes, Kejari, Polres dan stakeholder lainnya di OKI juga punya peran masing-masing. Kodim juga memberikan pencerahan kepada warga tentang bela negara dan wawawan kebangsaan. Tujuannya, secara perlahan warga di sana akan meninggalkan kebiasaan merakit Senpira dan beralih ke aktififas lain yang mampu meningkatkan kesejahteraan,”ucap Marsito.
Kaharno selaku Kepala Desa (Kades) Sungai Ceper sebelumnya menjelaskan, Desa Sungai Ceper sangat terisolir karena belum ada jalan darat. Sungai menjadi satu-satunya akses beraktivitas, sehingga warga yang tak merakit Senpira bekerja sebagai nelayan.
“Lahan kosong di sini hampir 20 ribu hektar dan sangat berpotensi jika digarap maksimal. Namun karena belum ada jalan darat, maka lahan tak diolah karena akses menuju lahan sangat jauh bila melalui sungai. Jadi yang dibutuhkan warga yakni pembangunan jalan yang panjangnya 10-15 KM,”kata Kades.
Kades bahkan berani menjamin tidak akan ada lagi warga yang merakit Senpira bila pemerintah merealisasikan pembangunan jalan, warga akan mengalihkan kegiatannya ke bidang perkebunan dan pertanian. Bidanh perikanan tetap dipertahankan karena memang selama ini sudah dilakoni warga.
Data yang dihimpun, terdapat lebih kurang 1.700 KK atau 700 ribuan jiwa berdomisili di Sungai Ceper, namun tidak semua warga memiliki keahlian merakit Senpira. Faktor keterpaksaan akibat tidak ada lapangan pekerjaan telah mendorong niat warga merakit senjata api ilegal itu. (iso)




