
Palembang, SN
Usai diliburkan sejak sabtu kemarin dikarenakan kabut asap, Senin (28/9) seluruh sekolah telah diwajibkan masuk kembali meski kabut asap masih tebal. Sekolah tetap diaktifkan karena belum ada perintah langsung dari Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Palembang untuk memperpanjang waktu libur.
Hal ini dibenarkan oleh kepala SDN 180 Palembang Hj. Magdalena Spd, kemarin. Ia mengaku, kabut asap bukan masalah bagi kegiatan belajar mengajar disekolahnya, karena hampir seluruh siswa bertempat tinggal di dekat sekolah yang berlokasi di Rawajaya komplek UIN Raden Fatah, jadi tidak memerlukan perjalanan jauh yang membuat siswa menghirup asap.
“Alhamdulillah kami disini aman terkendali, sejauh ini tidak ada siswa yang sakit dikarenakan kabut asap, karena kami juga menghimbau siswa-siswi kami untuk memakai masker selama di perjalanan maupun saat beraktivitas diluar,” ujarnya.
Namun pihak sekolah memberi kebijakan kepada siswa yang rumahnya berada jauh dari sekolah untuk tidak datang lebih awal dari biasanya.
“Bel masuk tetap jam 06.40-12.00 WIB, kalau yang rumahnya jauh boleh datang jam 07.30 WIB,” katanya.
Sejauh ini dikatakan Lena, tidak ada protes dari wali murid terkait dengan kabut asap, karena pihaknya tetap memberikan materi pelajaran kepada siswa untuk dikerjakan di rumah selama libur sekolah berlangsung, agar siswa tidak ketinggalan materi pembelajaran.
“Kalau libur terus kasian muridnya ketinggalan materi, makanya kita tinggal tunggu kabar dari atasan, karena kalau dari atasan lanjut libur kami juga tidak mungkin melanggar,” katanya.
Disisi lain, ia berharap, pemerintah dapat menindak tegas kepada pelaku pembakaran maupun perusahaan yang melakukan pembakaran lahan dengan sengaja.
“Banyak oknum yang tidak bertanggung jawab dibalik ini (kabut asap,red), karena mau mudahnya saja jadi membuka lahan dipilih dengan cara membakar, ini harus ditindak tegas,” tukasnya.
Hal senada juga diakui Sekretaris Yayasan Al-Azhar Palembang M.Ibadi mengatakan, proses belajar mengajar tidak mengalami kendala karena ruangan sekolah tertutup rapat dan ada sebagian yang mengunakan Air Conditoner (AC).
“Tapi kegiatan ekskul kita hentikan, jadi siswa hanya belajar tanpa ada kegiatan tambahan seperti biasanya,” katanya.
Dikatakan Ibadi, sebenarnya merasa serba salah jika siswa diliburkan, karena siswa merasa dirugikan akibat banyaknya materi yang ketinggalan, namun jika tidak diliburkan pihaknya melanggar aturan dari Disdikpora.
“Sebenarnya minggu depan itu kami ada ujian tengah smester, tapi kami hanya mengikuti aturan untuk tetap memberikan materi kepada siswa meski libur, guna mengejar materi yang tertinggal,” ujar Ibadi yang juga wali kesiswaan di SMK Teknik Kimia Al-Azhar ini. (del)


