
KARENA kabut asap makin tebal, pekat, hitam, dan sangat menyiksa, semua bertanya, ada apa dengan alam dan kondisi ini? Banyak warga yang sakit karena tak kuat terus menghirup udara yang kotor. Hal yang harus kita ingat, alam yang rusak butuh waktu dan energi yang sangat mahal untuk memperbaikinya.
Kini, bila melakukan perjalanan keluar daerah antar Sumsel, ada keraguan di benak untuk melanjutkan perjalanan karena takut bahaya yang ditimbulkan. Ternyata semakin mengarah atau mendekat ke Palembang, kabut asap semakin parah, tebal dan warnanya tak putih lagi. Jarak pandang sangat pendek. Untuk diketahui kabut asap sudah sampai ke Pagaralam dan Lahat.
Banyak pertanyaan untuk kondisi ini, mengapa hal ini harus terjadi setiap tahun di Sumsel. Seakan harus menjadi peristiwa wajib ketika musim kemarau datang. Mengapa kesadaran warga untuk tidak membakar lahan sangat rendah, hingga kerugian menimpa semua banyak warga.
Apakah karena selama ini tak ada sanksi yang tegas, hingga banyak yang terus dengan seenaknya membakar lahan. Apakah yang tetap tega membakar lahan berpikir, kabut asap tak akan lama karena akan hilang dengan datangnya hujan. Tetapi kenyataannya berbeda, karena semakin hari kabut asap makin parah. Sementara itu jutaan orang sengsara karena asap ini.
Sangat menyiksa kabut asap seperti ini. Mau keluar ruangan harus berpikir banyak hal, merasakan pedih di mata, sesak nafas, dan badan yang tak fit karena buruknya udara yang dihisap.
Harus ada tindakan tegas dari aparat, penegak hukum, dan perangkat pemerintah untuk kondisi ini. Jangan berpikir hujan akan segera turun dan asap akan hilang, karena bisa jadi terjadi kemarau panjang.
Sudah banyak cara dilakukan pemerintah untuk mengatasinya, seperti menyiram kebakaran lahan dengan menggunakan helikopter dan terus memberikan penyuluhan kepada warga agar tak membuka lahan dengan membakar. Tetapi kabut asap tetap ada, bahkan kian tebal, hitam, dan mengganggu aktivitas warga.
Gangguan yang utama pada kesehatan. Begitu banyak antrean warga di rumah sakit, puskesmas, atau praktek dokter yang berobat karena gangguan pernafasan. Dengan menghisap kabut asap, dapat berakibat kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
Untuk diketahui kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
Untuk menekan korban yang sakit karena asap ini, beberapa warga sudah banyak yang berinisiatif menggunakan masker penutup hidung dan mulut saat beraktifitas di luar ruangan.
Harapan warga saat ini hanya satu, segera turunnya hujan! Inilah satu-satunya yang dapat menghilangkan kabut asap ini. (***)


