

Palembang, KoranSN
Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru menerima audensi Gede Widiade salah satu calon investor yang berminat menanamkan modalnya untuk club Sriwijaya FC.
Dalam audensi yang digelar secara singkat diruangan tunggu VIP Bandara Sultan Mahmud Baddarudin II Palembang, Selasa (12/3/2019) tersebut, Gubernur didampingi Presiden SFC Asfan Fikri Sanaf.
Gubernur dikesempatan ini kembali mengulas secara singkat sejarah emas SFC yang pernah menorehkan prestasi double winner. Namun seiring perjalanan waktu pada musim kompetisi liga 1 beberapa waktu lalu. Club kebanggaan wong kito ini harus turun kelas bermain di liga 2. Kondisi ini menurut Herman Deru sangat disayangkan para pecinta bola di Sumsel terutama dikalangan suporter SFC.
“Misi saya tidak lain ingin menyelamatkan club SFC ini. Dan jelas dari awal kepada media juga saya katakan. Keluarga saya tidak boleh terlibat dalam kepengurusan SFC. Saya ingin club ini dikelola dengan profesional. Saya pelaku politik lokal yang tidak ingin club sepak bola profesional ini jadi tungganan politik,” tegas Herman Deru.
Lebih lanjut Herman Deru menambahkan, pada perinsifnya SFC siap bekerjasama dengan siapapun namun dengan dua syarat yakni home base tetap di Sumatera Selatan serta nama tetap menggunakan Siwijaya.
“Dari awal saya katakan, SFC tidak boleh menjadi beban bagi pemerintah daerah. SFC siap kerjasama dengan siapa saja. Namun syaratnya jelas home base jangan pindah dari Sumatera Selatan. Dan nama Sriwijaya jagan di ganti. Kalau home base dipindahkan ke luar Sumsel. Nanti Saya di marah masyarakat,” imbuhnya.
Mantan Bupati OKU Timur dua periode ini mengakui mengelola club bola profesional tidak gampang. Berbeda dengan menanam padi yang panennya sudah jelas tiga bulan panen. Atau menanam karet, lima tahun bisa panen. Tapi untuk mengurus club bola lanjut dia dibutuhkan waktu yang lama dan tidak tau sampai kapan waktu yang dibutuhkan untuk bisa menjadi club yang nama, berprestasi ditingkat nasional dan internasional.
“Saya berharap ada tindak lanjut dari pertemuan ini. Masalah komposisi saham silahkan bicarakan dengan pak Asfan selaku Prsiden SFC,” imbuhnya.
Sementara itu Gede Widiade yang pernah mengelola Bhayangkara FC dan Persija Jakarta ini mengakui keberadaan SFC memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan, karena telah memiliki embrio serta fasilitas dan nama besar.
“Sriwijaya FC embrionya sudah ada. Pasilitas sudah tersedia, nama besar sudah ada. SFC memiliki Suporter yang besar. Club ini dapat menjadi alat menyatukan rakyat. Dan yang lebih penting selain alat pemersatu. Club tidak boleh menggerogoti keuangan pemerintah. Dan ini juga yang pernah kami terapkan di Bhayangkara FC,” tambahnya.
Gede Widiade sangat menyayangkan SFC terdegradasi ke liga 2. Dan dia berharap bisa bekerjasama dengan manajemen SFC memperbaiki keadaan tersebut.
“Kerjasama ini akan kita jajaki. Hannya saja tidak mungkin kita membeli saham seluruhnya. Karena saya juga masih menanggani club profesional lainnya di Indonesia,” tandasnya.
Sementara itu Presiden SFC Asfan Fikri Sanaf ketika dimintai komentarnya belum bisa berkomentar mengingat ini sifatnya masih dalam penjajakan.
“Yang jelas kita siap kersama dengan siapa saja,” tandasnya singkat. (awj)


