
Palembang,koransn.com
Cara kerja polisi yang konvensional, dinilai tak dapat lagi menciptakan keamanan dan kenyamanan bermasyarakat. Sistem perpolisian baru telah dirancang oleh Polri untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Polisi masyarakat (polmas) adalah sistem yang membaurkan Polri dengan masyarakat untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang lebih kondusif.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Iza Fadri mengatakan, Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memahami sistem kerja polmas ini lebih dulu daripada masyarakat awam. “PNS adalah abdi negara. Harus menjadi panutan bagi masyarakat luas,” tuturnya saat Diklat Kepemimpinan Tingkat III angkatan II dan III, serta Diklat Teknis Aset dan Kekayaan di Aula Putri Kembang Dadar Badan Diklat Sumsel, Kamis (22/5).
Iza menjelaskan, polmas adalah strategi perpolisian modern karena metode konvensional tak lagi efektif untuk mempertahankan kekondusifan kehidupan bermasyarakat saat ini. Kondisi aman dan tertib, ungkapnya, tidak mungkin dilakukan oleh Polri sepihak sebagai subjek dan masyarakat sebagai objek.
Namun Polri dan masyarakat harus sama-sama menjadi subjek yang menjaga keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di lingkungan sebagai objeknya. “Memberdayakan masyarakat melalui kemintraan polisi dan warga adalah caranya. PNS sebagai abdi menegara harus memahami betul dan menjadi pelopor dalam masyarakat,” jelasnya.
Dengan sistem polmas ini, polisi dan masyarakat harus bersama-sama mendeteksi gejala yang dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat, mampu memelihara keamanan serta ketertiban di lingkungannya, dan mampu mendapatkan solusi mengantisipasi permasalahannya.
Saat ini telah dilakukan program satu desa satu polisi Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas). Polisi bersama keluarganya tinggal dan membaur bersama masyarakat satu desa yang menjadi aparat penjaga ketertiban. Setiap kegiatan masyarakat yang menyangkut keamanan dan ketertiban, dipertanggungjawabkan oleh petugas tersebut.
Asimilasi polisi dengan masyarakat ini, Iza menjelaskan, harus berpegang kepada beberapa prinsip, seperti komunikasi dan interaksi yang harus terjalinintensif antara polisi dengan masyarakat, terjadinya asas keterbukaan, dan penerapan asas pertanggungjawaban Polri yang jelas.
“Kesadaran polisi dan masyarakat untuk proaktif dalam ketertiban dan keamanan pun diutamakan. Anggota polisi harus memiliki pendekatan pribadi kepada masyarakat, dan yang terakhir kerja polisi harus berorientasi pada pelayanan dan pemecahan solusi. Masyarakat pun harus mengerti hal itu agar sistem polmas ini berjalan dengan lancar,” tukasnya di hadapan 180 peserta diklat.
Sementara itu, Kepala Badan Diklat Sumsel Musni Wijaya mengutarakan, pihaknya mengundang narasumber dari berbagai pimpinan instansi di Sumsel untuk meningkatkan meningkatkan wawasan kepemimpinan para peserta.
“Tadi (kemarin-red) kapolda, nanti kita mintakan juga Kepala Kejaksaan Tinggi, dan juga Pangdam II/Sriwijaya. Semua unsur FKPD Provinsi akan kita minta sebagai narasumber untuk meningkatkan wawasan bagi peserta diklat. Juga memberikan motivasi kepada peserta, karena mereka inilah calon-calon pemimpin masa depan,” imbuhnya usai acara.
Pihaknya berharap, peserta dapat menjadikan materi diklat dan pengalaman para narasumber sebagai motivasi peserta untuk bekerja lebih baik lagi. “Seperti Kapolda kita ini yang merintis karir dari bawah. Kapolda bukan jabatan yang bisa diraih begitu saja, namun ada tahapan-tahapn yang harus dilalui. Dengan melihat rintisan tersebut, semoga para peserta bisa bekerja lebih baik lagi kedepannya,” tandas Musni. (wik)


