

Lahat, KoranSN
Karyawan PT Dizamatra Powerindo, Selasa (26/3/2019) melakukan unjuk rasa di halaman Kantor Pemkab Lahat. Dalam aksi demo tersebut puluhan massa memadati halaman Pemkab sambil berorasi dan memegang spanduk yang berisikan tuntutan mereka.
Kedatangan para pengunjuk rasa ini akibat dari para karyawan PT Dizamatra Powerindo yang merupakan perusahaan batubara, tidak dibayar pesangon karena dirumahkan.
Menurut keterangan salah satu massa aksi, sebelumnya sudah ada mediasi antara karyawan dan pihak perusahaan, tapi belum ada titik temunya.
“Kami sudah melakukan mediasi dengan pihak perusahaan, tapi belum ada titik temu. Makanya hari ini kami mengadu dengan Bupati Lahat Cik Ujang,” kata warga Kebur ini saat diwawancara di lokasi unjuk rasa di halaman Pemkab Lahat.
Pantauan Suara Nusantara, dalam unjuk rasa tersebut, massa aksi berteriak dengan lantang menyampaikan orasi dan tuntutan mereka dengan menggunakan pengeras suara. Tidak berselang lama, Bupati Lahat Cik Ujang keluar dan menerima para pengunjuk rasa.
Pada kesempatan itu, Bupati Cik Ujang sempat berdialog dan komunikasi dengan para pengunjuk rasa.
“Saya akan segera memanggil pihak PT Dizamatra dan akan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Saya berharap rekan tidak emosi agar masalah ini cepat selesai,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Kamis (21/3/2019) para pekerja telah menandatangi PT Dizamatra Powerindo menuntut pihak perusahaaan terkait konpensasi yang tidak sesuai setelah dirumahkan. Dalam unjuk rasa tersebut dilakukan mediasi antara massa aksi dan pihak perusahaan.
Susilo selaku perwakilan dari Direksi PT Dizamatra Powerindo saat itu mengatakan, pihak perusahaan akan membayar kompensasi sesuai masa kerja dan ditambah uang sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah). Namun dari hasil pertemuan mediasi dan negosiasi belum mencapai titik terang. Sebab pengunjuk rasa belum mau menerima penawaran dari pihak perusahaan. Bahkan saat mediasi sempat terjadi adu mulut dan debat, hal itu dipicu oleh ketidakpuasan dengan kompensasi yang ditawarkan pihak perusahaan.
“Kami tidak pernah merumahkan pekerja, tapi dimutasikan ke proyek lain. Hal ini memang tidak pernah disampaikan kepada para pekerja. Akhirnya, salah persepsi antara pekerja dan pihak perusahaan,” kata Susilo yang diwawancara di tengah keramaian pengunjuk rasa.
Masih kata Susilo, pihak perusahaan memang saat ini mengalami penurunan omset, tapi perusahaan tidak pernah menghilangkan pendapatan para pekerja (gaji).
Selaras dengan apa yang dikatakan Ratna selaku Managemen HRD. Ia menyampaikan, perusahaan akan terbuka dengan pekerja apapun tuntutan mereka. Selain itu pihaknya juga akan selalu bisa diajakan berkomunikasi.
“Kami terbuka apapun permintaan mereka, tapi akan lebih baik bila dikomunikasikan,” kata Ratna.
Menurut Ratna, sampai saat ini pihaknya akan tetap selalu mengakomodir keinginan dari tuntutan para pekerja yang melakukan unjuk rasa, dan pihak perusahaan akan selalu memberikan solusi yang ideal. (rob)


