Kasus Kematian Ibu Melahirkan di Palembang Masih Tinggi

ilustrasi.
ilustrasi.

Palembang, KoranSN

Angka kematian dalam kasus ibu melahirkan di Kota Palembang masih terbilang cukup tinggi yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi yang menyebabkan anemia ataupun hipertensi sehingga rentan sekali terjadi pendarahan pada ibu yang akan melahirkan.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala divisi Observasi Genetologi Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang, Dr Hartati saat menggelar acara pertemuan desiminasi dan informasi program gizi Palembang di ruang rapat prameswara kantor Walikota Palembang, Senin (15/2/2016).

“Angka kematian ibu di Indonesia itu sekitar 358/100 ribu kelahiran, sedangkan di Palembang sendiri itu ada sekitar 48 kasus dalam hitungan tahunnya, hal ini masih cukup tinggi,” ujarnya.

Hartati menjelaskan, pihaknya kini sedang menggencarkan sosialisasi tentang peranan zat besi untuk mengurangi angka kematian tersebut.

Baca Juga :   Capaian Respon Rate Sensus Penduduk Online Sumsel Tertinggi Kedua Nasional

“Saat ini kita sedang menggencarkan sosialisasi tentang pentingnya asupan zat besi terutama pada ibu hamil, karena di perkirakan zat besi dapat mengurangi resiko tersebut kurang lebih hingga 20 persen,” jelasnya.

Lanjutnya, hampir sekitar 40 persen karakteristik ibu hamil mengidap penyakit anemia sehingga dapat menyebabkan pendarahan pada saat melahirkan. Pada kelahiran normal darah yang keluar mencapai 500 cc sedangkan pada persalinan cesar bisa mencapai 1 liter.

“Bayangkan hal ini terjadi pada ibu yang terkena anemia, darah pada tubuhnya akan habis seketika sehingga dapt menyebabkan kematian,” tukasnya.

Selain itu, minimnya edukasi mengenai pentingnya zat besi juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masih tingginya angka kematian ibu melahirkan.

Baca Juga :   Brigjen Bimo Resmi Jabat Wakapolda Sumsel

“Jika kekurangan zat besi berakibat pada penyakit anemia ataupun hipertensi sehingga bisa menyebabkan kejang-kejang maka dari itulah pentingnya asupan zat besi harus berikan pada anak-anak sejak usia 12 tahun,” jelasnya.

Lanjutnya, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) sudah melakukan banyak tindakan namun masih saja 1/3 populasi masyarakat dikota mengidap anemia.

“Semoga saja dengan adanya sosialisasi yang diadakan Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Palembang dengan terjun langsung ke puskesmas bisa mengurangi angka kematian yang disebabkan karena kurangnya zat gizi dan juga sekaligus bisa memberikan edukasi ke masyarakat,” tukasnya. (tya)





Publisher : Anton Wijaya

Lihat Juga

Kemenkumham Sumsel Buka Program Sekolah Kejar Paket di Lapas/Rutan/LPKA

Palembang, KoranSN Dalam mewujudkan Pasal 28 UUD 1945 mengenai hak pendidikan yang melekat bagi seluruh …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!