
Sang perancang memilih motif-motif Nusantara bernuansa cerah karena memiliki kesan tak lekang waktu (timeless) dan sesuai untuk kalangan mapan di Korea Selatan.
Pemilihan warna terang atau motif yang ikonik, dengan siluet busana yang arsitektural dan dekonstruktif juga memberi nafas baru penampilan busana pria.
Kim Seo Ryong, yang awalnya menjalani profesi sebagai pelukis, mengapresiasi keindahan batik, terutama batik tulis yang dikerjakan secara manual.
Dia lalu mengungkapkan tantangan mengolah karya dari kain batik, yang antara lain ukuran kain yang kadang terbatas, motif yang sakral, dan harus sesuai pakem. HALAMAN SELANJUTNYA>>


